- Mobilitas sering diartikan sebagai perpindahan atau pergerakan yang bisa membawa perubahan. Sedangkan sosial memiliki keterkaitan dengan kehidupan masyarakat. Maka mobilitas sosial dapat dimaknai sebagai pergerakan seseorang dalam kehidupan masyarakat yang bisa menyebabkan perubahan. Mobilitas sosial bisa terjadi setiap saat, karena kehidupan masyarakat tergolong Indera Ratna Irawati Pattinasarany dalam buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial 2016, mobilitas sosial merupakan perubahan status atau posisi sosial seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat. Perubahan status atau posisi sosial ini bisa mencakup berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan atau lainnya. Perubahan ini akan selalu terjadi dalam lingkungan masyarakat. Baca juga Konsekuensi dari Mobilitas SosialBentuk mobilitas sosial dan contohnya Mengutip dari jurnal yang berjudul Mobilitas Sosial Nelayan di Kawasan Pariwisata Pantai, karya Wiluk Kurniawati dan Puji Lestari, mobilitas sosial dibagi menjadi tiga bentuk, yakni Mobilitas sosial vertikal Terjadi karena adanya perubahan kedudukan sosial dalam posisi yang tidak sederajat. Jenis mobilitas ini dibagi menjadi dua, yakni Social sinking atau gerak mobilitas sosial ke bawahAdanya perubahan kedudukan sosial dari kedudukan tinggi ke yang lebih rendah. Contohnya pegawai kantor yang melakukan korupsi, lalu dipecat. Contoh lainnya seorang kapten sepak bola menjadi pemain sepak bola biasa. Social climbing atau gerak mobilitas sosial ke atasAdanya perubahan kedudukan sosial dari posisi rendah ke posisi tinggi. Contoh yang tepat tentang social climbing, yaitu seorang warga biasa diangkat menjadi ketua RT, seorang guru diangkat menjadi kepala sekolah, dan sebagainya. Mobilitas sosial horizontal Mobilitas sosial yang terjadi karena adanya perubahan kedudukan sosial, tetapi masih dalam posisi yang sederajat. Contohnya perpindahan warga negara, adanya pertukaran pelajar, perpindahan lokasi pekerjaan tanpa mengubah jabatan, dan lain-lain. Baca juga Faktor-Faktor Pendorong Mobilitas Sosial Mobilitas antargenerasi Mobilitas sosial yang terjadi karena adanya perubahan kedudukan sosial yang berbeda dengan keluarganya. Jenis mobilitas ini dibagi menjadi dua, yakni Mobilitas intergenerasiPerubahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi, mulai dari kakek nenek hingga cucu. Contohnya kakek bekerja sebagai dokter, anaknya bekerja sebagai guru, cucunya bekerja sebagai dosen. Contoh lainnya nenek bekerja sebagai pegawai swasta, anaknya bekerja sebagai ibu rumah tangga, cucunya bekerja sebagai pengusaha sukses. Mobilitas intragenerasiPerubahan status sosial yang terjadi di dalam satu generasi yang sama, mulai dari ayah ibu hingga anaknya. Contohnya ayah bekerja sebagai karyawan swasta, anaknya bekerja sebagai guru. Contoh lainnya ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga, anaknya bekerja sebagai dokter. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Sumber Sosiologi in Our Times, 2001 Umat manusia yang menempati permukaan bumi telah digolong- kan menurut ciri lahiriahnya (ras) ke dalam dua golongan, yaitu sebagai berikut. 1) Ciri-ciri kualitatif, meliputi warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk bibir, bentuk hidung, dan lain-lain.
Artikel berikut ini akan membahas mengenai mobilitas sosial, konsekuensi mobilitas sosial, dampak mobilitas sosial, konflik antar kelas sosial, konflik antargenerasi. Para sosiolog melakukan penelitian mobilitas sosial untuk mendapatkan keterangan tentang keteraturan dan keluwesan struktur sosial. Para sosiolog mempunyai perhatian yang khusus terhadap kesulitan yang secara relatif dialami oleh individu dan kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh masyarakat. Semakin seimbang kesempatan untuk mendapatkan kedudukan tersebut, akan semakin besar mobilitas sosial. Hal itu berarti bahwa sifat sistem lapisan masyarakat semakin terbuka. Pada masyarakat berkasta yang bersifat tertutup, hampir tidak ada gerak sosial yang bersifat vertikal karena kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dilahirkan. Pekerjaan yang dilakukan, pendidikan yang diperoleh, dan seluruh pola-pola hidupnya telah diketahui sejak dia dilahirkan, karena struktur sosial masyarakatnya tidak memberikan peluang untuk mengadakan perubahan. Dalam sistem lapisan terbuka, semua kedudukan yang hendak dicapai diserahkan pada usaha dan kemampuan si individu. Memang benar, bahwa anak seorang pengusaha mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang tukang sapu di jalan. Akan tetapi, kebudayaan di masyarakat kita tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukannya yang dimiliki semula. Bahkan sebaliknya, sifat terbuka dalam sistem lapisan, dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan, misalnya birokrasi yang berbelit-belit, biaya, dan kepentingan yang tertanam dengan kuat. Pengaruh mobilitas sosial, baik secara horizontal maupun secara vertikal, umumnya membawa akibat-akibat tertentu yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif terhadap pelakunya. Pengaruh positif adanya mobilitas sosial vertikal, di antaranya sebagai berikut. Keberhasilan yang dicapai seseorang, yang dilakukan melalui kerja keras, diharap kan mampu mendorong anggota masya rakat lainnya untuk meniru keberhasilan yang telah dicapai oleh orang tersebut. Suatu kedudukan yang baik, tidak diperoleh dengan mudah tetapi dengan perjuangan, keuletan, dan kerja keras. Begitu pula perlu ditanamkan perjuangan hidup untuk menyongsong hari esok yang lebih baik. Tidak sedikit orang yang berhasil karena pendidikan. Dengan pendidikan, diharapkan kedudukan seseorang menjadi lebih baik. Kebutuhan akan pentingnya pendidikan diharapkan diturunkan oleh orangtua kepada anak-anaknya dan orang lain. Kegagalan yang didapatkan bukan akhir dari segalanya, melainkan sebagai pengalaman berharga untuk bangkit kembali dengan memperbaiki setiap kesalahan yang pernah dilakukan. Keberhasilan yang dicapai sebagai mobilitas sosial vertikal, tidak selamanya membawa kebahagiaan bagi pelaku perubahan. Adakalanya hal tersebut dapat menimbulkan konflik antarkelas sosial, kelompok sosial, dan antargenerasi. Pelaku mobilitas sosial pun harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang telah dicapainya. Berikut ini konsekuensi yang mungkin timbul dari adanya mobilitas sosial. 1. Munculnya Konflik Keberhasilan yang dicapai dalam memperoleh kedudukan bagi seseorang atau kelompok, tidak mungkin tanpa adanya perasaan tidak senang dari orang atau kelompok lain. Hal itu dapat meningkatkan pertentangan antara yang berhasil mendapatkan kedudukan dengan yang tidak berhasil atau yang merasa tergeser oleh orang yang menempati kedudukan baru. Berikut ini macam-macam konflik yang mungkin terjadi dalam kehidupan sosial. a. Konflik Antarkelas Sosial Pertentangan dapat terjadi apabila seseorang dari lapisan sosial bawah menduduki posisi di lapisan menengah atau atas, kemudian kelompok lapisan sosial yang didatangi merasa terganggu, akhirnya terjadi pertentangan. Misalnya sebagai berikut. Amir anak seorang pengemudi becak berhasil menjadi pedagang yang kaya dan memiliki kedudukan yang terhormat di masyarakat. Hal yang demikian kadangkala menyebabkan ketidaksenangan dari mereka yang telah lebih dahulu berada pada lapisan menengah sehingga Amir perlu untuk meredam pertentangan dengan cara menyesuaikan diri terhadap kondisi kelas atau lapisan sosial yang baru. Pertentangan kelas dapat pula disebabkan oleh mobilitas sosial vertikal yang menurun, contohnya bapak X seorang pengusaha kaya mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Apabila perilaku sosial bapak X sebelum bangkrut tidak diterima oleh lapisan bawah karena sombong dengan kekayaannya maka setelah bapak X berada di kelas bawah menjadi terasing di lingkungan sosialnya. Perkawinan yang terjadi pada masyarakat yang memiliki sistem sosial tertutup atau masyarakat yang memberlakukan sistem kasta. Seseorang dari kasta rendah kawin dengan orang yang berasal dari kasta lebih tinggi karena perkawinan menyebabkan kedudukannya terangkat dari sebelumnya. Hal inipun dapat menyebabkan ketidaksenangan dari lapisan masyarakat yang didatangi, dan dianggap mengotori atau mengganggu keutuhan kasta yang lebih tinggi. Karyawan di sebuah pabrik sebagai tulang punggung industri, menuntut kenaikan gaji dan fasilitas lain yang dianggap tidak dapat menjamin untuk hidup layak. Oleh karena itu, karyawan yang merupakan lapisan bawah dalam perekonomian menuntut hak yang harus diterimanya kepada pengusaha atau orangorang yang mengendali kan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. b. Konflik Antarkelompok Sosial Pertentangan yang terjadi pada kelompok sosial, tidak jauh berbeda dengan konflik pada kelas atau lapisan sosial. Konflik yang dilakukan oleh kelas sosial berupa orang perorangan, tetapi konflik pada kelompok sosial berupa kumpulan orang yang melakukan pertentangan. Misalnya sebagai berikut. Kelompok mayoritas apabila berada di bawah kelompok minoritas dalam menguasai perekonomian maka akan menyebabkan saling mencurigai, merasa tidak puas dengan kedudukan yang diperoleh kelompok minoritas. Keberhasilan yang dicapai oleh kelompok tertentu akan menyebab kan ketidakpuasan kelompok lain sehingga mereka menuntut persamaan hak. c. Konflik Antargenerasi Situasi sosial seperti pergaulan, pendidikan, zaman, teknologi yang dialami oleh seorang anak akan berbeda dengan situasi sosial orangtuanya. Perbedaan ini akan membawa pertentangan apabila kedudukan anak sama atau lebih tinggi daripada orangtuanya. Pertentangan ini tidak selalu terjadi dengan orangtuanya saja tetapi dapat juga dengan orang lain yang lebih tua. Misalnya Di suatu kantor seorang pemuda berusia 20 tahun memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding dengan orang lain yang ada di sekelilingnya yang rata-rata berusia 45 tahun ke atas sehingga pemuda yang bersangkutan harus memimpin orangorang yang usianya jauh lebih tinggi sebagai bawahannya. Tidak sedikit di antara mereka merasa digurui oleh anak yang lebih muda. Hal ini mengakibatkan terjadinya pertentangan antargenerasi dan akan terus berlanjut apabila tidak adanya kesadaran di antara mereka untuk saling memahami sikap dan tindakan masing-masing. Nasihat yang baik tidak selalu datang dari orangtua, adakalanya nasihat datang dari anak muda. Akan tetapi, orangtua jarang menerima nasihat yang datang dari anak muda yang usianya jauh di bawah usia orangtua karena dianggap menggurui, tidak pantas, dan tidak sopan. Orangtua yang demikian memiliki sikap yang konservatif kolot tidak terbuka terhadap keadaan zaman yang telah berubah. Anak muda dengan kemampuan dan pendidikannya dapat melakukan mobilitas vertikal sehingga memiliki kedudukan yang lebih baik daripada orangtua. 2. Adaptasi terhadap Mobilitas Sosial Setiap mobilitas sosial yang telah dilakukan memerlukan penyesuaian diri agar tidak selalu terasing dengan situasi yang baru. Jika seseorang atau kelompok tidak dengan cepat menyesuaikan diri dengan situasi dari hasil mobilitas sosial tersebut, yang bersangkutan dianggap ketinggalan, lebih tepatnya disebut ketinggalan kebudayaan culture lag. Kedudukan kelas sosial yang lebih tinggi dapat saja dicapai, tetapi perilaku yang tidak sesuai dengan kedudukan atau kelas sosial yang baru sudah dilakukan? Dalam hal ini, akan lebih tepat apabila kita sebut sebagai kebudayaan adaptif yang artinya penyesuaian kebudayaan. Kebiasaan dan tindakan manusia yang dimiliki seseorang sesuai dengan kedudukan pada kelas atau lapisan sosialnya. Hal ini merupakan bagian dari kebudayaan lapisan sosial yang bersangkutan. Kebudayaan adalah keseluruhan pola lahir dan batin yang memungkinkan terjadinya hubungan sosial di antara anggota-anggota masyarakat. Kedudukan yang dicapai seseorang dapat dianggap sebagai kebudayaan baru yang harus dihadapi oleh orang yang melakukan mobilitas sosial sehingga yang bersangkutan harus menyesuaikan diri dengan meninggalkan kebudayaan lama sebelum kedudukannya berubah. Penyesuaian diri atau adaptasi terhadap kebudayaan materiil seperti benda-benda dan hasil karya manusia mudah untuk dilakukan atau dengan sendirinya akan dimiliki oleh orang yang kedudukannya meningkat. Akan tetapi, sikap, perilaku, dan ke biasaan seseorang akan sulit untuk berubah. Seseorang perlu menyesuaikan diri dengan kedudukannya tersebut dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyesuaikan diri. Berikut ini beberapa perubahan yang disebabkan oleh mobilitas sosial sehingga kedudukan seseorang meningkat ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi sikap dan perilaku lambat menyesuaikan diri. Orang kaya yang bangkrut dan menjadi miskin, tetapi perilaku dan kebiasaannya seakan-akan tetap kaya. Misalnya, bapak B seorang pengusaha yang kaya mengalami kegagalan usahanya bangkrut kemudian jatuh miskin, dalam kehidupan sehari-hari selalu ingin dihormati oleh orang sekelilingnya dan masih selalu memerintah orang lain seperti kepada bawahannya. Seorang sarjana, di daerahnya sebagai pemuka masyarakat dan yang notabene selalu rasional sering dihormati oleh warga, tetapi ia sering meminta kekuatan dan nasihat dukun agar setiap orang tunduk kepadanya. Seseorang terkadang berperilaku tidak sesuai dengan kedudukannya. Hal ini hanya perilaku seperti yang dicontohkan tersebut. Perilaku orang tersebut akibatnya dianggap sebagai orang yang ketinggalan kebudayaan culture lag
Adabeberapa dampak positif perubahan sosial yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Dampak positif yang pertama adalah munculnya nilai dan norma baru yang lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Contohnya adalah munculnya UU No. 21 Tahun 2007 yang membahas tentang perdagangan manusia. Perdagangan manusia sendiri mulai marak akhir-akhir
Oleh Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Mobilitas sosial berasal dari bahasa Latin, mobilis yang artinya mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mobilitas yaotu gerak atau perpindaan. Pada konsep stratifikasi sosial, mobilitas berarti gerak yang menghasilkan perpindahan tempat. Sehingga, pengertian moilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok dari lapisan strata sosial yang satu ke lapisan yang lain. Selain konsep mobilitas sosial, dikenal juga mobilitas geografik, yaitu berpindahnya seseorang dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Misalnya, transmigrasi, urbanisasi, imigrasi, dan emigrasi. Baca juga Manusia sebagai Makhluk Sosial Jenis-jenis mobilitas sosial Jenis-jenis mobilitas sosial terbagi menjadi empat, yakni mobilitas vertikal, mobilitas horizontal, mobilitas intragenerasi, dan mobilitas antargenerasi. Berikut penjelasannya masing-masing Mobilitas vertikal Mobilitas vertikal adalah perpindahan posisi dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang tidak sederajat. Terdapat beberapa bentuk mobilitas vertikal, yaitu Mobilitas vertikal naik social climbing Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk utama, sebagai berikut Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Kedudukan tersebut telah tersedia. Misalnya, seorang karyawan yang menjabat sebagai staf diangkat menjadi manajer perusahaan. Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu membentuk kelompok tersebut. Misalnya, pada waktu pembentukan dewan pengurus koperasi melalui rapat anggota. Mobilitas vertikal turun social sinking Mobilitas vertikal turun memiliki dua bentuk utama, yaitu Turunnya kedudukan individu dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah derajatnya. Misalnya, seorang direktur yang dipecat dari jabatannya. Turunnya derajat suatu kelompok yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Misalnya, terdapat kelompok karang taruna yang dibentuk sebagai wadah dan aspirasi potensi pemuda. Setelah berjalan, banyak hambatan yang terjadi pada karang taruna, sehingga organisasi tersebut tidak aktif kembali. Baca juga Ciri-ciri Terjadinya Perubahan Sosial Mobilitas horizontal Mobilitas horizontal merupakan perpindahan posisi dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Contohnya dahulu listrik hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan, sekarang telah menjangkau dan dinikmati masyarakat pedesaan. Mobilitas intragenerasi Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas vertikal yang terjadi dalam diri seseorang. Dalam tipe mobilitas ini terjadi mobilitas yang naik dan turun. Oleh karena itu, mobilitas tipe ini dapat terjadi dalam dua bentuk Mobilitas intragenerasi naik, misalnya pangkat seorang pegawai negeri sipil dari golongan IVA ke golongan IVB. Mobilitas intragenerasi turun, seperti seorang manajer yang diturunkan jabatannya menjadi staf karyawan karena ia melakukan kesalahan. Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi merupakan mobilitas vertikal yang tidak terjadi dalam diri seseorang, tetapi terjadi dalam dua generasi. Mobilitas tipe ini dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu Mobilitas antargenerasi naik, misalnya seorang anak menjadi seorang dokter, sementara ayahnya dahulu hanya seorang petani. Mobilitas antargenerasi turun, misalnya seorang anak menjadi karyawan biasa, sementara ayahnya dahulu merupakan seorang pengusaha yang memiliki banyak karyawan. Baca juga Kondisi Sosial Negara Malaysia Faktor terjadinya mobilitas sosial Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mobilitas sosial, antara lain Status sosial Ketika seseorang dilahirkan ke dunia ini, ia tidak dapat memilih keluarga seperti apa yang akan mengurusnya. Ia akan memiliki status sosial sebagaimana kedua orang tuanya. Sejalan dengan berjalannya waktu, ia akan mulai dapat menilai status sosialnya dalam masyarakat. Jika ia berada pada status sosial yang rendah, tetapi ia memiliki kemampuan untuk menaikkan statusnya, status sosialnya akan terangkat. Misalnya, anak seorang nelayan menjadi seorang pengusaha kapal. Keadaan ekonomi Keadaan ekonomi yang buruk, seperti kurangnya lapangan pekerjaan dan adanya bencana yang membuat hasil panen gagal, dapat mendorong seseorang bekerja keras untuk lebih berhasil atau malah membuat seseorang menjadi lebih terpuruk. Misalnya, seorang karyawan baru saja dikeluarkan dari pekerjaannya, kemudian ia mengalami kesusahan dalam memperoleh pekerjaan baru, sehingga mengalami mobilitas vertikal turun. Berangkat dari kegagalannya tersebut, ia bertekad untuk berwiraswasta dan berhasil. Dari kejadian itu ia mengalami mobilitas vertikal naik. Situasi politik Situasi politik akan memengaruhi kondisi penduduk yang tinggal di dalamnya. Situasi politik yang damai akan mendukung masyarakatnya dalam berusaha dan memungkinkan penduduknya mengalami mobilitas vertikal naik. Adapun jika situasi politik kacau, dapat membuat banyak penduduk mengungsi dari kampung halamannya dan membuat mereka mengalami mobilitas vertikal turun. Baca juga Ruang Lingkup Geografi Fisik, Regional, dan Sosial Jumlah penduduk Pengendalian jumlah penduduk dapat membuat kesempatan masyarakat menaikkan status dari yang rendah ke yang tinggi lebih besar. Keinginan melihat daerah lain Terdapat beberapa suku bangsa yang memiliki kecenderungan untuk mengembara dan melihat daerah lain. Biasanya, mereka memiliki kemampuan untuk bertahan hidup yang tinggi, yang akan membantu mereka bekerja lebih keras. Pada akhirnya, apa yang mereka lakukan dapat membuat mereka mengalami mobilitas vertikal naik dan meningkatkan status sosialnya. Faktor pendorong dan penghambat Terdapat faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial, sebagai berikut Faktor pendorong mobilitas sosial Faktor-faktor pendorong mobilitas sosial, yaitu Ekspansi teritorial Pembagian kerja Kebebasan berkomunikasi Tingkat fertilitas Kemudahan mencari pekerjaan Kemudahan akses pendidikan Faktor penghambat mobilitas sosial Faktor-faktor penghambat mobilitas sosial, yakni Tingkat pendidikan yang rendah Pengaruh sosialisasi yang kuat Diskriminasi kelas Perbedaan jenis kelamin Kemiskinan Perbedaan ras Baca juga Contoh Teori Kognitif Sosial Dampak mobilitas sosial Terdapat dampak positif dan negatif adanya mobilitas sosial, berikut penjelasannya Dampak positif Beberapa dampak positif mobilitas sosial, di antaranya Mendorong seseorang untuk lebih maju Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik Meningkatkan integrasi sosial Dampak negatif Beberapa dampak negatif mobilitas sosial, seperti Konflik, terdiri atas konflik antarkelas, konflik antarkelompok, dan konflik antargenerasi. Penyesuaian Kembali Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Playthis game to review Social Studies. Perpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya yang dialami oleh seseorang disebut .
Para sosiolog melakukan penelitian mobilitas sosial untuk mendapatkan keterangan tentang keteraturan dan keluwesan struktur sosial. Para sosiolog mempunyai perhatian yang khusus terhadap kesulitan yang secara relatif dialami oleh individu dan kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh masyarakat. Semakin seimbang kesempatan untuk mendapatkan kedudukan tersebut, akan semakin besar mobilitas sosial. Hal itu berarti bahwa sifat sistem lapisan masyarakat semakin terbuka. Pada masyarakat berkasta yang bersifat tertutup, hampir tidak ada gerak sosial yang bersifat vertikal karena kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dilahirkan. Pekerjaan yang dilakukan, pendidikan yang diperoleh, dan seluruh pola-pola hidupnya telah diketahui sejak dia dilahirkan, karena struktur sosial masyarakatnya tidak memberikan peluang untuk mengadakan sistem lapisan terbuka, semua kedudukan yang hendak dicapai diserahkan pada usaha dan kemampuan si individu. Memang benar, bahwa anak seorang pengusaha mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang tukang sapu di jalan. Akan tetapi, kebudayaan di masyarakat kita tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukannya yang dimiliki semula. Bahkan sebaliknya, sifat terbuka dalam sistem lapisan, dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan, misalnya birokrasi yang berbelit-belit, biaya, dan kepentingan yang tertanam dengan kuat. Pengaruh mobilitas sosial, baik secara horizontal maupun secara vertikal, umumnya membawa akibat-akibat tertentu yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif terhadap pelakunya. Pengaruh positif adanya mobilitas sosial vertikal, di antaranya sebagai berikut. Keberhasilan yang dicapai seseorang, yang dilakukan melalui kerja keras, diharap kan mampu mendorong anggota masya rakat lainnya untuk meniru keberhasilan yang telah dicapai oleh orang kedudukan yang baik, tidak diperoleh dengan mudah tetapi dengan perjuangan, keuletan, dan kerja keras. Begitu pula perlu ditanamkan perjuangan hidup untuk menyongsong hari esok yang lebih sedikit orang yang berhasil karena pendidikan. Dengan pendidikan, diharapkan kedudukan seseorang menjadi lebih baik. Kebutuhan akan pentingnya pendidikan diharapkan diturunkan oleh orangtua kepada anak-anaknya dan orang yang didapatkan bukan akhir dari segalanya, melainkan sebagai pengalaman berharga untuk bangkit kembali dengan memperbaiki setiap kesalahan yang pernah dilakukan. Keberhasilan yang dicapai sebagai mobilitas sosial vertikal, tidak selamanya membawa kebahagiaan bagi pelaku perubahan. Adakalanya hal tersebut dapat menimbulkan konflik antarkelas sosial, kelompok sosial, dan antargenerasi. Pelaku mobilitas sosial pun harus dapat menyesuai kan diri dengan kondisi yang telah dicapainya. Berikut ini konsekuensi yang mungkin timbul dari adanya mobilitas sosial. 1. Munculnya Konflik Keberhasilan yang dicapai dalam memperoleh kedudukan bagi seseorang atau kelompok, tidak mungkin tanpa adanya perasaan tidak senang dari orang atau kelompok lain. Hal itu dapat meningkatkan pertentangan antara yang berhasil men dapatkan kedudukan dengan yang tidak berhasil atau yang merasa tergeser oleh orang yang menempati kedudukan baru. Berikut ini macam-macam konflik yang mungkin terjadi dalam kehidupan sosial. a. Konflik Antarkelas Sosial Pertentangan dapat terjadi apabila seseorang dari lapisan sosial bawah menduduki posisi di lapisan menengah atau atas, kemudian kelompok lapisan sosial yang didatangi merasa terganggu, akhirnya terjadi pertentangan. Misalnya sebagai berikut. 1 Amir anak seorang pengemudi becak berhasil menjadi pedagang yang kaya dan memiliki kedudukan yang terhormat di masyarakat. Hal yang demikian kadangkala menyebabkan ketidaksenangan dari mereka yang telah lebih dahulu berada pada lapisan menengah sehingga Amir perlu untuk meredam pertentangan dengan cara menyesuaikan diri terhadap kondisi kelas atau lapisan sosial yang baru. 2 Pertentangan kelas dapat pula disebabkan oleh mobilitas sosial vertikal yang menurun, contohnya bapak X seorang pengusaha kaya mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Apabila perilaku sosial bapak X sebelum bangkrut tidak diterima oleh lapisan bawah karena sombong dengan kekayaannya maka setelah bapak X berada di kelas bawah menjadi terasing di lingkungan sosialnya. 3 Perkawinan yang terjadi pada masyarakat yang memiliki sistem sosial tertutup atau masyarakat yang memberlakukan sistem kasta. Seseorang dari kasta rendah kawin dengan orang yang berasal dari kasta lebih tinggi karena perkawinan menyebabkan kedudu kan nya terangkat dari sebelumnya. Hal inipun dapat menyebabkan ketidaksenangan dari lapisan masyarakat yang didatangi, dan dianggap mengotori atau mengganggu keutuhan kasta yang lebih tinggi. 4 Karyawan di sebuah pabrik sebagai tulang punggung industri, menuntut kenaikan gaji dan fasilitas lain yang dianggap tidak dapat menjamin untuk hidup layak. Oleh karena itu, karyawan yang merupakan lapisan bawah dalam perekonomian menuntut hak yang harus diterimanya kepada pengusaha atau orangorang yang mengendali kan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. b. Konflik Antarkelompok Sosial Pertentangan yang terjadi pada kelompok sosial, tidak jauh berbeda dengan konflik pada kelas atau lapisan sosial. Konflik yang dilakukan oleh kelas sosial berupa orang perorangan, tetapi konflik pada kelompok sosial berupa kumpulan orang yang melakukan pertentangan. Misalnya sebagai berikut. Kelompok mayoritas apabila berada di bawah kelompok minoritas dalam menguasai perekonomian maka akan menyebabkan saling mencurigai, merasa tidak puas dengan kedudukan yang diperoleh kelompok minoritas. Keberhasilan yang dicapai oleh kelompok tertentu akan menyebab kan ketidakpuasan kelompok lain sehingga mereka menuntut persamaan hak. c. Konflik Antargenerasi Situasi sosial seperti pergaulan, pendidikan, zaman, teknologi yang dialami oleh seorang anak akan berbeda dengan situasi sosial orangtuanya. Perbedaan ini akan membawa pertentangan apabila kedudukan anak sama atau lebih tinggi daripada orangtuanya. Pertentangan ini tidak selalu terjadi dengan orangtuanya sajatetapi dapat juga dengan orang lain yang lebih tua. Misalnya 1 Di suatu kantor seorang pemuda berusia 20 tahun memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding dengan orang lain yang ada di sekelilingnya yang rata-rata berusia 45 tahun ke atas sehingga pemuda yang bersangkutan harus memimpin orangorang yang usianya jauh lebih tinggi sebagai bawahannya. Tidak sedikit di antara mereka merasa digurui oleh anak yang lebih muda. Hal ini mengakibatkan terjadinya pertentangan antargenerasi dan akan terus berlanjut apabila tidak adanya kesadaran di antara mereka untuk saling memahami sikap dan tindakan masing-masing. 2 Nasihat yang baik tidak selalu datang dari orangtua, adakalanya nasihat datang dari anak muda. Akan tetapi, orangtua jarang menerima nasihat yang datang dari anak muda yang usianya jauh di bawah usia orangtua karena dianggap menggurui, tidak pantas, dan tidak sopan. Orangtua yang demikian memiliki sikap yang konservatif kolot tidak terbuka terhadap keadaan zaman yang telah berubah. Anak muda dengan kemampuan dan pendidikannya dapat melakukan mobilitas vertikal sehingga memiliki kedudukan yang lebih baik daripada orangtua. 2. Adaptasi terhadap Mobilitas Sosial Setiap mobilitas sosial yang telah dilakukan memerlukan penyesuaian diri agar tidak selalu terasing dengan situasi yang baru. Jika seseorang atau kelompok tidak dengan cepat menyesuaikan diri dengan situasi dari hasil mobilitas sosial tersebut, yang bersangkutan dianggap ketinggalan, lebih tepatnya disebut ketinggalan kebudayaan culture lag. Kedudukan kelas sosial yang lebih tinggi dapat saja dicapai, tetapi perilaku yang tidak sesuai dengan kedudukan atau kelas sosial yang baru sudah dilakukan? Dalam hal ini, akan lebih tepat apabila kita sebut sebagai kebudayaan adaptif yang artinya penyesuaian kebudayaan. Kebiasaan dan tindakan manusia yang dimiliki seseorang sesuai dengan kedudukan pada kelas atau lapisan sosialnya. Hal ini merupakan bagian dari kebudayaan lapisan sosial yang bersangkutan. Kebudayaan adalah keseluruhan pola lahir dan batin yang memungkinkan terjadinya hubungan sosial di antara anggota-anggota masyarakat. Kedudukan yang dicapai seseorang dapat dianggap sebagai kebudayaan baru yang harus dihadapi oleh orang yang melakukan mobilitas sosial sehingga yang bersangkutan harus menyesuaikan diri dengan meninggalkan kebudayaan lama sebelum kedudukannya berubah. Penyesuaian diri atau adaptasi terhadap kebudayaan materiil seperti benda-benda dan hasil karya manusia mudah untuk dilakukan atau dengan sendirinya akan dimiliki oleh orang yang kedudukannya meningkat. Akan tetapi, sikap, perilaku, dan ke biasaan seseorang akan sulit untuk berubah. Seseorang perlu menyesuaikan diri dengan kedudukannya tersebut dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyesuaikan diri. Berikut ini beberapa perubahan yang disebabkan oleh mobilitas sosial sehingga kedudukan seseorang meningkat ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi sikap dan perilaku lambat menyesuaikan diri. Orang kaya yang bangkrut dan menjadi miskin, tetapi perilaku dan kebiasaannya seakan-akan tetap kaya. Misalnya, bapak B seorang pengusaha yang kaya mengalami kegagalan usahanya bangkrut kemudian jatuh miskin, dalam kehidupan sehari-hari selalu ingin dihormati oleh orang sekelilingnya dan masih selalu memerintah orang lain seperti kepada bawahannya. Seorang sarjana, di daerahnya sebagai pemuka masyarakat dan yang notabene selalu rasional sering dihormati oleh warga, tetapi ia sering meminta kekuatan dan nasihat dukun agar setiap orang tunduk kepadanya. Seseorang terkadang berperilaku tidak sesuai dengan kedudukannya. Hal ini hanya perilaku seperti yang dicontohkan tersebut. Perilaku orang tersebut akibatnya dianggap sebagai orang yang ketinggalan kebudayaan culture lag
Ilmuekeonomi mencoba memahami kehidupan individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhannya. dan konsekuensi mobilitas sosial. G. Lembaga Sosial. Nama lain dari lembaga sosial adalah pranata sosial, sosial gebilde, sistem tata kelakuan atau norma, lembaga masyarakat. Bentuk-bentuk perubahan sosial terbagi lagi dalam bentuk
Terdapat beberapa tingkatan sosial tertentu yang disebut dengan strata di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya strata tersebut, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan perpindahan dari strata rendah ke tinggi ataupun sebaliknya. Mobilitas sosial dalam masyarakat yang terbuka akan mudah terjadi karena lebih memungkinkan untuk mengalami perpindahan strata. Mobilitas sosial atau gerak sosial adalah kehidupan suatu individu sebagai makhluk sosial yang dipengaruhi oleh perpindahan strata. Baik individu ataupun kelompok, pasti akan mengalami hal tersebut. Berikut adalah ulasan lengkapnya yang bisa Sedulur pelajari. BACA JUGA Pengertian dan Manfaat Gotong Royong dalam Kehidupan Sosial pixabay Mobilitas sosial adalah suatu perubahan kedudukan masyarakat, baik individu maupun kelompok, ke sebuah kelas yang lainnya. Pengertiannya memiliki definisi sebagai pergerakan individu, kelompok, maupun keluarga yang akan berubah melalui stratifikasi sosial atau sistem hierarki. Pengertian tersebut juga bisa diartikan sebagai suatu gerak yang didefinisikan sebagai perpindahan individu atau kelompok dari suatu strata ke strata yang lainnya. 2. Pengertian mobilitas sosial menurut para ahli pixabay Sebelum mengetahui tentang jenis-jenis mobilitas sosial, ada pula pengertian pergerakan menurut para ahli. Berikut adalah pengertiannya 1. Kimball Young dan Raymond W. Mack. Menurut kedua ahli tersebut, suatu gerak dalam struktur yang mencakup sifat antar kelompok atau individu dengan beberapa pola tertentu yang mengatur adalah definisi dari mobilitas sosial. Pola tertentu itu adalah pola yang mengatur suatu organisasi pada suatu kelompok. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Maka dari itu, manusia itu tidak lepas dari yang namanya suatu pergerakan. Bisa jadi, pergerakan tersebut ke arah yang lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, bisa juga ke arah yang lebih rendah ataupun tidak berubah sama sekali. 2. Anthony Giddens. Berbeda dengan pengertian menurut Anthony Giddens. Beliau menyebutkan bahwa mobilitas sosial merupakan suatu gerakan dari orang per orang atau kelompok-kelompok di antara beberapa kedudukan sosial ekonomi yang berbeda satu sama lainnya. Giddens sendiri adalah seorang sosiolog terkenal dari Inggris yang telah dianggap sebagai salah satu penyumbang dalam adanya ilmu sosiologi modern yang terus berkembang. 3. Indera Ratna Irawati. Dikutip dari bukunya yang berjudul Stratifikasi dan Mobilitas Sosial, beliau menyebutkan bahwa pengertiannya adalah suatu perubahan status dalam suatu lapisan ke dalam lapisan yang lainnya. Perubahan tersebut bisa jadi lebih rendah ataupun lebih tinggi. Individu juga bisa berpindah peran saja tanpa harus berubah kedudukannya. BACA JUGA Apa Itu Eksibisionisme? Ini Penjelasan Lengkap & Ancamannya 3. Bentuk mobilitas sosial vertikal pixabay Setelah mengetahui pengertiannya, berikutnya adalah bentuk yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu vertikal dan horizontal. Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan dari suatu kedudukan ke kedudukan yang lainnya yang tidak sederajat. Perpindahan tersebut dibagi lagi menjadi dua, yaitu vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Artinya, perpindahan bisa dialami baik itu lebih tinggi maupun lebih rendah. 1. Social Climbing. Untuk perpindahan kedudukan yang lebih tinggi dari sebelumnya, itu disebut juga dengan social climbing. Tanda dari social climbing adalah naiknya kedudukan seseorang atau kelompok ke yang lebih tinggi dan akan membentuk lagi suatu kelompok baru yang derajatnya akan lebih tinggi daripada lapisan yang sebelumnya sudah ada. Social climbing merupakan jenis mobilitas sosial dan contohnya adalah seorang warga yang dilantik menjadi ketua RT, ataupun guru yang diangkat menjadi kepala sekolah. 2. Social Sinking. Dalam Bahasa Inggris, sinking artinya tenggelam. Maka dari itu, social sinking dapat diartikan sebagai proses penurunan kedudukan seseorang dari atas menuju bawah. Alasan terjadinya penurunan kedudukan ini cukup beragam, seperti terjadinya penurunan jabatan, pensium, atau diberhentikan dalam suatu pekerjaan. 4. Bentuk mobilitas sosial horizontal pixabay Arti dari bentuk mobilitas sosial horizontal adalah suatu perpindahan kedudukan yang dialami individu atau kelompok, yang mana perpindahan tersebut tidak mengubah derajatnya seperti sebelumnya. Jadi, derajat mereka akan sejajar seperti sebelumnya. Misalnya adalah ketika seseorang berpindah kewarganegaraannya, atau mutasi pekerjaan yang hanya berpindah lokasi saja tanpa adanya jabatan yang berubah. BACA JUGA Kenali Apa Itu Privilege & Jenis Jenisnya yang Harus Kamu Tau 5. Bentuk mobilitas sosial antargenerasi pixabay Bentuk ketiga yang bisa terjadi adalah mobilitas sosial antargenerasi. Bentuk ini bisa terjadi karena adanya perubahan kedudukan yang berbeda di individu dan kelompok dalam dua generasi yang tidak sama. Adapun dua jenis antargenerasi adalah 1. Mobilitas intergenerasi. Pengertian dari mobilitas intergenerasi adalah suatu perubahan kedudukan yang terjadi bukan hanya satu generasi saja, melainkan beberapa generasi. Pergerakan tersebut bisa terjadi mulai dari kakek nenek sampai ke cucunya. 2. Mobilitas intragenerasi. Berikutnya adalah mobilitas intragenerasi yang berarti perubahan kedudukan atau status yang terjadi di dalam satu generasi yang sama. Contohnya adalah ayah ibu sampai ke anaknya. 6. Faktor struktural sebagai pendorong mobilitas sosial pixabay Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial antara lain adalah faktor struktural. Faktor struktural berkaitan erat dengan kesempatan seorang individu untuk bisa menempati sebuah strata atau kedudukan serta memperoleh kemudahan. Di tanah air sendiri, kesempatan untuk bisa menempati suatu kedudukan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor struktural cukup tinggi. Kesempatan bisa dimiliki oleh setiap orang untuk bisa menempati jabatan yang lebih tinggi di kemudian hari. BACA JUGA Apa Itu Toxic Positivity? Ini Ciri, Dampak & Cara Menghindarinya 7. Faktor ekonomi pexels Jawaban dari pertanyaan mengapa faktor ekonomi menjadi penghambat mobilitas sosial adalah karena ekonomi di suatu negara bisa naik dan turun. Misalnya di suatu negara memiliki kondisi ekonomi yang baik. Maka, masyarakat atau penduduk di sana akan dengan mudah memperoleh pendidikan, modal, serta kesempatan yang baik dibandingkan dengan negara yang lainnya. Apabila kondisi ekonominya cukup buruk, maka masyarakat atau penduduk setempat akan sulit untuk memenuhi kebutuhan. Jika sudah begitu, maka pergerakan kedudukan susah untuk terjadi. 8. Faktor individu pexels Faktor individu juga menjadi salah satu hal yang bisa menyebabkan terjadinya mobilitas sosial. Hal ini bisa dilihat dari segi pengetahuan, sikap, serta keterampilan karena setiap individu yang lahir tentunya memiliki ciri khas dan sifat yang berbeda. Walaupun begitu, setiap manusia tentunya mempunyai keinginan yang sama dalam hal mencapai kedudukan atau strata yang lebih tinggi lagi. Di Indonesia, seseorang akan dianggap menjadi pribadi yang berkualitas dilihat dari faktor pendidikan yang dienyamnya. Faktor pendidikan dapat membuat suatu individu bisa meningkat kedudukannya dalam masyarakat. BACA JUGA Apa Itu Tujuan Hidup, Ini Cara Menemukannya, Harus Tau! 9. Faktor politik pexels Selanjutnya, faktor pendorong suatu kedudukan atau strata adalah faktor politik. Politik bisa menjadi salah satu faktor pendorong mobilitas sosial dikarenakan adanya situasi politik pada suatu negara yang cenderung stabil atau tidak akan mempengaruhi kondisi keamanannya. Tentunya, faktor tersebut masih berhubungan dengan kemudahan dan ketersediaan seseorang dalam menjalankan sebuah pekerjaan ataupun aktivitas. 10. Penghambat mobilitas sosial diskriminasi pexels Selain adanya faktor pendorong terjadinya perpindahan kedudukan, ada pula faktor penghambat mobilitas sosial yang akan menyebabkan beberapa dampak terjadi, yaitu diskriminasi. Apabila faktor ini muncul, maka masyarakat akan susah untuk melakukan pergerakan strata menuju yang lebih baik. Walaupun faktor penghambat ini sering diabaikan, namun pergerakan strata akan menjadi sangat terhambat karena adanya diskriminasi. Seperti yang diketahui, bahwa diskriminasi merupakan sebuah sikap yang membedakan perlakuan seseorang terhadap sesamanya. Misalnya karena adanya perbedaan ras, suku, agama, maupun golongan tertentu. Diskriminasi biasanya akan berdampak cukup besar dan bisa jadi menimbulkan konflik antar masyarakat. BACA JUGA Kenali Isu Kesehatan Mental, Jenis dan Cara Menjaganya 11. Kemiskinan pexels Kemiskinan yang dialami oleh masyarakat akan membuat mereka kesusahan untuk mencapai strata atau kedudukan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Penyebab utama dari kemiskinan di suatu negara adalah pendidikan yang rendah. Apabila pendidikannya rendah, maka kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah atau individu pun menjadi rendah. Alhasil, kemampuan seseorang untuk bersaing atau bergerak dari kedudukan rendah menjadi tinggi akan susah. Mereka pun akan susah untuk bersaing dan memiliki keterbatasan untuk mendapatkan pekerjaan. 12. Stereotip gender pexels Stereotip gender adalah faktor penghambat pergerakan kedudukan atau mobilitas sosial yang sering terjadi di lingkungan masyarakat sekitar. Stereotip gender terjadi ketika seseorang membeda-bedakan karakter dan kedudukan perempuan dan laki laki, serta memiliki pandangan bahwa derajat perempuan itu lebih rendah daripada laki-laki. Mereka menganggap bahwa laki-laki lah yang memiliki derajat paling tinggi. Contohnya adalah ketika menganggap bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan yang terlalu tinggi karena pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga setelah menikah dan harus melayani suami. Dari perilaku yang seperti itu, maka prestasi dan kesempatan perempuan dalam melakukan perpindahan strata yang lebih tinggi akan terhalangi. BACA JUGA Gangguan Bipolar Ini Tanda, Gejala & Pengobatannya 13. Dampak negatif mobilitas sosial pexels Struktur sosial masyarakat akan mengalami beberapa konsekuensi karena adanya gejala naik turunnya status sosial. Kemudian, akan timbul berbagai reaksi atas konsekuensi tersebut. Reaksi yang dialami bisa dalam bentuk sebuah konflik. Konflik akan hadir di tengah masyarakat sebagai dampak negatif adanya mobilitas sosial tertentu. Biasanya, konflik akan terjadi jika terdapat benturan antara kepentingan dan nilai. Beberapa lapisan bisa menjadi penyebab adanya benturan, seperti konflik antar kelas, antar kelompok, ataupun antar generasi. Pada konflik yang terjadi antar kelas, bisa terjadi apabila suatu kelas sosial berkeinginan untuk menduduki posisi tertentu sementara yang lainnya ingin mempertahankannya. Beberapa contoh dari konflik tersebut di antaranya adalah Reaksi negatif masyarakat terhadap adanya suatu kelas yang baru Reaksi negatif warga yang sudah tinggal cukup lama di suatu daerah terhadap warga baru Reaksi negatif individu atas perlakuan masyarakat terkait dengan munculnya kelas sosial yang baru 14. Dampak positif mobilitas sosial pexels Dampak positif dari adanya perpindahan strata adalah masyarakat akan berupaya untuk berprestasi agar dirinya sendiri bisa lebih maju dan memiliki kesempatan untuk berpindah dari strata sebelumnya. Contoh mobilitas sosial yang berdampak positif adalah seorang anak yang lahir dari keluarga miskin dan berusaha untuk mendapatkan kekayaan di masa depan dengan cara belajar dengan giat. Kesimpulannya, dampak yang diakibatkan dari berbagai faktor pasti akan terjadi dalam kehidupan masyarakat sebagai bentuk dari suatu perubahan. Begitupun dalam proses mobilitas sosial. Apabila strata atau kedudukan seseorang bisa diterima oleh lingkup lainnya, maka akan tercipta suatu keharmonisan dalam bentuk kerjasama. Keadaan akan berbanding terbalik ketika pergerakan kedudukan atau strata ditolak oleh lapisan masyarakat. Maka, hal tersebut akan menimbulkan suatu konflik.
Adabanyak hal yang dibahas dalam ASEAN, mulai dari kerjasama ekonomi, militer, pembangunan, perdagangan dan lain sebagainya. Adapun adanya ASEAN memberikan berbagai dampak bagi negara- negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak Positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya ASEAN
Menurut Kimball Young Soekanto, 2002 249 mobilitas sosial atau gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial social structure yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Pitirim A. Sorokin Sunarto, 2004 menyebutkan bahwa mobilitas sosial menjelaskan beberapa perpindahan dari seorang individu atau objek sosial atau nilai, apapun yang diakibatkan karena kreasi atau perubahan akibat aktivitas manusia dari posisi sosial yang satu ke posisi sosial lainnya. Horton dan Hunt 1999 36 menyatakan bahwa mobilitas sosial social mobility dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial adalah posisi sosial seseorang yang mengalami gerak atau perpindahan dari satu posisi sosial ke posisi sosial yang lain. Mobilitas sosial mudah dilaksanakan dalam masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial terbuka dan sulit dilaksanakan dalam masyarakat berkelas sosial mobilitas sosial tidak dapat dipisahkan dengan konsep serta dimensi kriteria stratifikasi sosial. Seringkali konsep mobilitas sosial disamakan dengan konsep mobilitas penduduk population mobility. Secara konseptual, antar keduanya berbeda. Mobilitas sosial terfokus pada perpindahan status sosial, sedangkan mobilitas penduduk terkait dengan perpindahan secara geografis teritorial, baik perpindahan tempat tinggal dan atau tempat Mobilitas SosialPitirim A. Sorokin menyebut mobilitas sosial dengan istilah gerak sosial Soekanto, 2002 249. Ada dua prinsip bentuk gerak sosial meliputi gerak sosial horisontal dan gerak sosial sosial horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat, dan dengan gerak sosial yang horizontal tidak terjadi perubahan derajat kedudukan seseorang ataupun suatu obyek sosial. Contoh Seorang cleaning service beralih profesi menjadi office sosial vertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau obyek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Ada dua jenis gerak sosial vertikal, meliputi a Gerak sosial vertikal naik social climbing yaitu masuknya individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Contoh Anak seorang tukang bubur yang karena ketekunannya menjadi sarjana, yang menjadikan kedudukan keluarganya menjadi terpandang dan naik karena menjadi keluarga “sarjana”; b Gerak sosial menurun social sinking mempunyai dua bentuk utama yaitu1 Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya. Contoh Seseorang pejabat sebuah instansi yang kaya dan terhormat, tiba-tiba diketahui telah menyelewengkan uang perusahaan, akhirnya ia dipecat, harta kekayaannya disita dan ia menjadi orang miskin dan pengangguran.2 Turunnya derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contoh Sekelompok buruh yang berdemo menuntut kesejahteraan dan jaminan kerja dapat mengalami disintegrasi dengan seluruh buruh yang 2006 221-222 menyebut ada tiga tipe dasar mobilitas yaitu mobilitas antargenerasi, mobilitas struktural dan mobilitas antargenerasi intergenerational mobility merujuk pada suatu perubahan yang terjadi di antara generasi-generasi. Jika generasi sekarang anak berada pada tingkat kelas sosial lebih tinggi dari generasi sebelumnya orang tua, maka keadaan ini dinamakan mobilitas sosial ke atas upward social mobility. Sebaliknya, apabila seorang anak dalam bisnisnya mengalami kebangkrutan, lantas kemudian meminta bantuan orang tuanya, maka kondisi ini dinamakan mobilitas sosial ke bawah downward social mobility.Mobilitas struktural structural mobility merujuk pada perubahan dalam masyarakat yang menyebabkan sejumlah besar orang naik atau turun tangga kelas sosial. Pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi telah membuka banyak peluang untuk bermobilitas dengan menghadirkan beragam jenis pekerjaan baru. Sejumlah besar orang mengikuti pendidikan, pelatihan, kursus, pindah pekerjaan dari kerah biru ke kerah putih. Meskipun hal ini melibatkan upaya individu, namun yang melandasi mobilitas ini adalah perubahan pada struktur pekerjaan. Dengan kata lain, perubahan status seseorang bukan karena perilaku individu melainkan karena perubahan struktural dalam pertukaran exchange mobility terjadi ketika sejumlah besar besar masyarakat naik dan turun tangga kelas sosial secara seimbang, proporsi kelas- kelas sosial tetap sama. Diandaikan bahwa sebanyak satu juta orang dilatih dengan teknologi baru lalu mereka naik tingkat kelas sosial. Di sisi lain ada sekitar satu juta orang yang tergeser kelas sosialnya akibat kegagalan pengembangan perusahaan atau terkena pemutusan hubungan kerja. Diasumsikan hasil akhirnya adalah keseimbangan, dan sistem kelas pada dasarnya tetap tak Umum Mobilitas SosialDalam mempelajari mobilitas sosial, harus dipahami beberapa prinsip umum yang terdapat di dalam mobilitas itu sendiri Kanto, 2007.1. Tidak ada masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial mutlak tertutup absolutely closed social stratification di mana sama sekali tidak ada mobilitas sosial vertikal. Dalam masyarakat yang menerapkan sistem kasta sekalipun, proses mobilitas sosial vertikal pasti terjadi, hanya saja frekuensinya sangat terbatas. Misalnya turun dari kasta atas karena melakukan penyimpangan norma, atau dari kasta bawah bisa naik ke kasta yang lebih atas melalui Betapapun terbukanya sistem stratifikasi sosial tak mungkin bersifat mutlak terbuka absolutely open social stratification. Artinya, mobilitas sosial tidak dapat dilakukan sebebas-bebasnya, sedikit banyak pasti ada hambatan- hambatannya, terutama untuk mobilitas sosial vertikal Sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat cenderung bersifat relatif terbuka relatively open social stratification atau relatif tertutup relatively closed social stratification. Pada masyarakat yang satu memiliki sistem statifikasi sosial yang relatif lebih terbuka dibandingkan masyarakat lainnya, atau sebaliknya. Ini berarti bahwa fenomena terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat cukup Mobilitas sosial yang berlaku secara umum bagi semua tipe masyarakat tidak mungkin ada, karena setiap masyarakat cenderung memiliki ciri-ciri spesifik bagi proses mobilitas sosialnya. Hal ini bisa disebabkan karena perbedaan budaya, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan Beragam faktor, baik sosio-kultural, ekonomi bahkan politik, cenderung memiliki pengaruh yang berbeda terhadap laju mobilitas sosial dalam masyarakat maupun Mobilitas SosialFenomena mobilitas sosial sangat kompleks, oleh karena itu baik faktor penentu maupun prosesnya juga sangat beragam. Dalam masyarakat terdapat beberapa faktor penyebab pokok mobilitas sosial, antara lain Kanto, 20071 Sifat dari sistem stratifikasi sosial dalam masyarakatPada masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial relatif terbuka akan memberi peluang meningkatnya proses mobilitas sosial vertikal naik. Sebaliknya yang relatif tertutup bisa menghambat proses mobilitas sosial vertikal naik. Sifat sistem stratifikasi sosial ini kurang berpengaruh cenderung netral terhadap proses mobilitas sosial Kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakata Nilai dan norma sosial yang dulunya menghambat proses mobilitas sosial secara bertahap berubah menjadi netral dan bahkan memberikan toleransi meningkatnya proses mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Pengaruh yang cukup signifikan terlihat dari meningkatnya proses mobilitas sosial kaum perempuan, terutama di daerah pedesaan, baik di bidang pendidikan maupun Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin maju. Merupakan salah satu faktor pendorong terciptanya masyarakat maju dan modern yang sarat dengan proses mobilitas sosial. Meningkatnya fenomena mobilitas sosial dalam masyarakat transisi dari tradisional ke modern dan masyarakat modern, pada gilirannya akan berdampak pada semakin kompleksnya struktur stratifikasi Kondisi ekonomi masyarakat. Cukup baiknya kondisi ekonomi masyarakat akan memberikan peluang yang besar terhadap laju mobilitas sosial vertikal karena sifatnya yang kumulatif. Dipihak lain, kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, misalnya kemiskinan, cenderung memotivasi individu untuk melakukan mobilitas sosial agar bisa keluar dari lingkaran kemiskinan dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih Kondisi lingkungan luar yang memberi peluang terjadinya mobilitas sosiala Nilai dan norma sosial yang lebih longgarb Kesempatan kerja dan peluang berusaha cukup tersediac Peluang untuk berprestasi peningkatan karier lebih besard Fasilitas umum misalnya lembaga pendidikan cukup memadaie Adaptasi antar budaya relatif mudah, baik melalui proses asimilasi budaya maupun Motivasi individu, khususnya generasi muda untuk melakukan mobilitas sosial. Hal ini ada kaitannya dengan motivasi yang cukup besar untuk melakukan perubahan, dan cenderung mulai meninggalkan sifat fatalistik pasrah pada nasib5 Tersedianya saluran mobilitas sosial, Menurut Pitirim A. Sorokin Soekanto, 2002 252-254, proses mobilitas sosial vertikal melalui saluran-saluran tadi disebut social circulation. Adapun saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga-lembaga keagamaan, sekolah-sekolah, organisasi politik, organisasi ekonomi dan organisasi itu Sadiyo 1996 26-28 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial sebagai berikut1 Perubahan kondisi sosial. Struktur masyarakat dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam maupun dari luar masyarakat. Kemajuan teknologi misalnya dapat membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas, perubahan ideologi pun juga dapat menimbulkan stratifikasi Ekspansi teritorial dan gerak populasi. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat, membuktikan ciri fleksibilitas struktur sosial dan mobilitas Pembatasan komunikasi. Situasi-situasi yang membatasi komunikasi di antara strata yang beraneka ragam itu menghalangi pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka. Hal ini akan memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada, dan akan menghalangi mobilitas Pembagian kerja. Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas, relatif dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispesialisasikan, maka mobilitas sosial akan menjadi lemah, karena mobilitas sosial akan menyulitkan individu bergerak dari satu stata ke strata lain, karena spesialisasi kerja menuntut ketrampilan Tingkat fertilitas yang berbedaTingkat kelahiran yang tinggi dari kelas-kelas yang lebih rendah membatasi anggota-anggota keluarganya meningkatkan mobilitas sosial akibat rendahnya tingkat kehidupan secara Situasi politikTidak sedikit penduduk meninggalkan negara sendiri pindah ke negara lain karena sistem politik di negaranya yang tidak mereka setujui. Misalnya pengungsi Myanmar, Kamboja, Afganistan , dan Penghambat Mobilitas SosialMasyarakat selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengadakan mobilitas sosial, namun usaha itu selalu ada hambatan-hambatan. Adapun berbagai faktor yang menghambat terjadinya mobilitas sosial, antara lain1 Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi orang-orang untuk berkembang dan mencapai kemajuan sosial. Kemiskinan ini bukan hanya kemiskinan material, tetapi juga kemiskinan struktural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat berpengaruh dalam prestasi,kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan derajat kehidupan. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan mobiltias ke atas. Dalam banyak masyarakat, pria dipandang lebih tinggi dan cenderung menjadi lebih mobil daripada Perbedaan rasial dan agama; dalam kaitan dengan status sosial, merupakan faktor penting bagi terciptanya sistem kelas tertutup atau kasta, yang tidak memungkinkan mobilitas vertikal, misalnya sistem kasta di India. Pada masyarakat yang memiliki perbedaan tajam tentang rasial, maka hanya mereka yang superior yang dianggap mampu untuk melaksanakan berbagai aktivitas sosial, sedangkan mereka yang dianggap inferior sangat dibatasi gerak Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat juga menjadi perintang mobilitas ke atas seperti terbukti melalui pembatasan keanggotaan dari organisasi tertentu dalam Proses sosialisasi dalam subkultur. Kadang-kadang kelas-kelas sosial menjadi subkultur di mana seseorang berkembang sejak kecil dan mengalami proses sosialisasi, sehingga dapat menjadi pembatas mobilitas ke atas. Anak-anak dari kelas menengah misalnya diajar dan dilatih untuk menyesuaikan diri dengan kelasnya dalam peranan, harapan, nilai, dan norma yang Mobilitas SosialSadiyo 1996 28-29 menyebutkan bahwa adanya mobilitas dalam masyarakat akan menimbulkan beraneka ragam akibat atau konsekuensi dampak baik yang negatif maupun positif, seperti kemungkinan timbulnya konflik antar kelas, antar kelompok sosial, dan antar generasi serta kemungkinan terjadinya penyesuaian kembali setelah terjadinya lain yang ditimbulkan dari mobilitas sosial, baik yang secara vertikal maupun horizontal dapat memberikan akibat yang positif, baik bagi orang yang mengalami mobilitas itu sendiri maupun bagi masyarakat. Beberapa akibat yang menimbulkan dampak positif dari mobilitas sosial antara lain1 Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju. Karena adanya kesempatan atau keterbukaan untuk pindah dari lapisan bawah ke lapisan atas, mendorong orang untuk bekerja keras mencapai lapisan atau kedudukan yang lebih Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Mobilitas sosial mendorong masyarakat mengalami perubahan sosial ke arah yang diinginkan. Perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri akan lebih cepat terjadi bila didukung oleh mobilitas sosial vertikal dalam pendidikan yang dinamis menciptakan harapan-harapan yang tidak selalu dapat dipenuhi, sehingga dapat menimbulkan ketidakpuasan dan ketida kbahagiaan. Menurut Horton dan Hunt 1999 39, ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal yaitu1 Kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun2 Ketegangan stress dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang Keretakan hubungan antar anggota kelompok primer, karena seseorang berpindah status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih Meningkatnya mobilitas geografis, yang bisa saja membawa studi lain Horton dan Hunt, 1999 41; Henslin, 2006 219-221 mengemukakan bahwa mobilitas menurun berkaitan dengan banyak hal yang berkaitan dengan dampak negatif terhadap mental-emosional seseorang, seperti gangguan kesehatan, frustasi, perasaan terasing, keterpencilan sosial, hingga berdampak pada keretakan keluarga. Masalah mental akan berdampak lebih besar bila merupakan bagian stres yang terkait dengan kemiskinan. source modul belajar mandiri pppk ips sosiologi, Pembelajaran 3. Struktur Sosial, kemdikbud
Konsekuensimobilitas sosial terhadap masyarakat dapat berupa penyesuaian ataupun berupa proses sosial yang a. disosiatif, misalnya konflik b. interaksi sosial c. sosialisasi d. asosiatif, misalnya kerja sama
Jakarta - Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan sosial yang satu ke lapisan lainnya. Apa saja faktor pendorong mobilitas sosial?Menurut Soerjono Sokanto, mobilitas sosial adalah gerak dalam sebuah struktur sosial. Struktur sosial merupakan pola tertentu yang mengatur organisasi sebuah kelompok sosial, seperti dikutip dari Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat oleh Tim Sosiologi sosial bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan penghasilan yang dialami individu atau seluruh anggota kelompok. Mobilitas sosial berkaitan erat dengan stratifikasi sosial. Sebab, mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata sosial ke strata sosial yang Faktor StrukturalFaktor struktural merupakan jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contoh faktor struktural yaitu ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan dengan jumlah pelamar struktural terdiri atasStruktur PekerjaanDalam struktur kerja terdapat kedudukan tinggi dan yang lebih rendah. Jika jumlah orang dengan kedudukan tinggi lebih banyak, maka orang dapat terpacu untuk menaikkan kedudukan sosial FertilitasTingkat kelahiran berhubungan dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini berpengaruh pada proses mobilitas sosial yang akan GandaSebuah negara dapat menerapkan sistem ekonomi ganda atau gabungan tradisional dan modern. Ekonomi ganda berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun rendah. Kesempatan mobilitas seseorang tergantung pada keberhasilan dalam melakukan pekerjaan di bidang yang diminati dalam. Sebab, dalam masyarakat modern, kenaikan status sosial sangat dipengaruhi oleh faktor prestasi yang Faktor IndividuFaktor individu merupakan kualitas seseorang baik dari segi pendidikan, penampilan, kecakapan, hingga individu terbagi atasPerbedaan KemampuanOrang yang cakap atau memiliki kemampuan lebih punya kesempatan dalam menentukan mobilitas sosial atau keberhasilan hidup. Contoh, berbagai instansi terbaik membutuhkan sumber daya manusia dengan prestasi baik dari perguruan tinggi kenamaan dalam negeri dan luar Sikap pada MobilitasTiap orang punya sikap berbeda dalam mendorong prospek mobilitas sosialnya. Di antaranya yaitu melalui pendidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki penampilan diri. Contoh, seorang karyawan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan rela mengikuti kursus untuk meningkatkan peluang karier dan berperan dalam mendorong kerja keras seseorang mencapai titik hasil dan respons yang Status SosialSetiap manusia lahir dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya. Jika tidak puas dengan status pemberian tersebut, seseorang dapat mencari kedudukan sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi dengan melihat kemampuan dan jalan yang dapat ditempuh. Makin luwes sebuah struktur sosial di masyarakat, semakin mungkin seseorang mendapat kedudukan yang dicari Keadaan EkonomiKeadaan ekonomi dapat mendorong seseorang menjalani mobilitas. Contoh, orang yang tidak lagi mau hidup di lingkungan dengan keadaan ekonomi berkekurangan akan berpindah ke tempat lain, baik migrasi atau urbanisasi.5. Situasi Politik atau KeamananSituasi politik dan keadaan negara yang tidak sesuai dengan harapan, paham, atau hati nurani dapat mempengaruhi situasi keamanan dan kenyamanan seseorang bertahan di negerinya, meskipun negara tersebut memiliki sumber daya alam yang baik. Contohnya, warga yang mengungsi ke negara lain untuk mencari kehidupan yang lebih Kondisi Kependudukan DemografiFaktor kependudukan mendorong masyarakat mencari kediaman dan penghidupan yang lebih baik di tempat lain. Dengan demikian, mobilitas secara geografis tersebut dapat mendorong mobilitas Keinginan Melihat Daerah LainAdanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Contohnya, berekreasi ke daerah tujuan Mobilitas SosialDampak mobilitas sosial secara positif adalah orang-orang akan berusaha untuk maju atau berprestasi. Mobilitas sosial juga mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik, seperti disampaikan dalam Buku Kerja Pengantar Sosiologi oleh Dra. Trisna Andayani, Ayu Febryani, dan Dedi Andiransyah, itu, dampak negatif mobilitas sosial di antaranya yaitu terjadinya konflik antar kelas, kelompok sosial, antargenerasi, suku bangsa, ras, maupun agama. Simak Video "PSI Gelar Aksi Simpatik dan Edukatif di Hari Pendidikan Nasional" [GambasVideo 20detik] twu/lus
DampakPositif. Tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia membawa berbagai dampak, ada dampak positif ada dampak negatif. Beberapa dampak positif yang timbul karena adanya tenaga kerja asing di Indonesia antara lain sebagai berikut: Dengan adanya tenaga kerja asing, maka kita akan mendapatkan ilmu baru di sebuah bidang pekerjaan.
Home Sosiologi Bagaimana bentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat ? SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Bagaimana bentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat ? INI JAWABAN TERBAIK 👇 Jawaban yang benar diberikan Haridwi2003 Berupa proses sosial yang disosiatif, misalnya konflik. Konflik sebagai konsekuensi dari mobilitas dari monilitas sosial dapat berupa konflik antarkelas, antarkelompok sosial, atau antargenerasi. Jawaban yang benar diberikan latisyadea berupa proses sosial yang disosiatif, misalnya konflik. konflik sebagai konsekuensi dari mobilitas dari monilitas sosial dapat berupa bentuk konflik antar kelas, antar kelompok sosial Jawaban yang benar diberikan eliana5151 Berupa proses sosial yang disosiatif,misalnya sebagai konsekuensi dari mobilitas sosial dapat berupa konflik antarkelas,antarkelompok,sosial atau generasi. Semoga Membantu Jawaban yang benar diberikan azzahrazizah232 jawaban bentuk konsekuensi ya menerima atau dihadapi Penjelasan karena mau gak mau.. mobilitas itu pasti akan terjadi karena mobilitas sendiri sifatnya dinamis yang di dorong oleh faktor perubahan sosial itu sendiri Jawaban yang benar diberikan Fajeng8966 jawaban gatau kak Penjelasan maaf kakakaka aku bocil hwhehe Jawaban yang benar diberikan chandra3974 Pada masyarakat berkasta yang bersifat tertutup, hampir tidak ada gerak sosial yang bersifat vertikal karena kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dilahirkan. Pekerjaan yang dilakukan, pendidikan yang diperoleh, dan seluruh pola-pola hidupnya telah diketahui sejak dia dilahirkan, karena struktur sosial masyarakatnya tidak memberikan peluang untuk mengadakan perubahan. Dalam sistem lapisan terbuka, semua kedudukan yang hendak dicapai diserahkan pada usaha dan kemampuan si individu. Memang benar, bahwa anak seorang pengusaha mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang tukang sapu di jalan. Akan tetapi, kebudayaan di masyarakat kita tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukannya yang dimiliki semula. Bahkan sebaliknya, sifat terbuka dalam sistem lapisan, dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan, misalnya birokrasi yang berbelit-belit, biaya, dan kepentingan yang tertanam dengan kuat. Pengaruh mobilitas sosial, baik secara horizontal maupun secara vertikal, umumnya membawa akibat-akibat tertentu yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif terhadap pelakunya. maaf kalo salah Jawaban yang benar diberikan agungwinda9846 Pembahasannya berupa proses sosial yang disosiatif, misalnya konflik. konflik sebagai konsekuensi dari mobilitas dari monilitas sosial dapat berupa bentuk konflik antar kelas, antar kelompok sosial Jawaban yang benar diberikan wappoyy Bentuk mobilitas sosial ada 3, mobilitas vertikal,mobilitas horizontal dan mobilitas antargenerasi. Jawaban yang benar diberikan rasyadi18 jawaban Pendahuluan Mobilitas Sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok dari lapisan strata sosial yang satu ke lapisan yang lain. Mobilitas berasal dari kata mobilis yang berarti mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan “gerak” atau “perpindahan”. Pembahasan Beberapa konsekuensi dari mobilitas sosial yakni munculnya konflik yang terklasifikasikan menjadi beberapa jenis diantaranya ialah antar kelas sosial Perselisihan dapat terjadi apabila seseorang dari lapisan sosial bawah menempati posisi pada lapisan menengah ke atas. Kemudian kelompok lapisan sosial yang didatangi merasa terganggu dan akhirnya terjadi pertentangan. Misalnya Pertentangan kelas yang disebabkan oleh mobilitas sosial vertikal yang menurun. Contoh Bapak Andi seorang pengusaha kaya mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Apabila perilaku sosial bapak Andi sebelum bangkrut tidak diterima oleh lapisan bawah karena sombong dengan kekayaannya maka setelah bapak Andi bangkrut / berada di kelas bawah menjadi terasing di lingkungan sosialnya. antar kelompok sosial Pertentangan yang terjadi pada kelompok sosial hampir menyerupai konflik pada kelas atau lapisan sosial. Contohnya Keberhasilan yang dicapai oleh kelompok tertentu akan menyebabkan ketidakpuasan kelompok lain sehingga mereka menuntut persamaan hak. antar generasi Situasi sosial seperti pergaulan, pendidikan, zaman dan teknologi yang dialami oleh seorang anak tentu berbeda dengan situasi sosial orangtuanya. Perbedaan tersebut akan membawa pertentangan apabila kedudukan anak tersebut sama atau lebih tinggi daripada orang tuanya. Orang tua yang dimaksud bisa jadi orang lain yang lebih tua. Contohnya Nasihat yang baik tidak selalu datang dari orang tua atau orang yang lebih tua. Akan tetapi orang yang lebih tua jarang menerima nasihat yang datang dari anak muda karena dianggap belum pantas, menggurui, dan tidak sopan. Orang tua yang demikian mempunyai sifat yang konservatif kolot atau tidak terbuka terhadap keadaan zaman yang telah berubah. Sedangkan anak muda bisa saja mempunyai kemampuan dan pendidikan yang lebih baik yang dapat melakukan mobilitas vertikal sehingga memiliki kedudukan lebih baik dibanding orang yang lebih tua. Link yang relevan Semoga bermanfaat ya. Kelas SMA Kategori Sosiologi Kata kunci Mobilitas Sosial Kode kategori berdasarkan KTSP Jawaban yang benar diberikan hapsariwindi4864 Konsekuensinya A. munculnya konflik konflik antarkelas sosial, konflik antarkelompok sosial, konflik antar adaptasi terhadap mobilitas sosial
Jawaban D. d. Unjuk rasa buruh meminta kenaikan gaji pada perusahaan atau majikan. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, salah satu contoh yang menunjukkan konflik sebagai konsekuensi dari mobilitas sosial adalah d. unjuk rasa buruh meminta kenaikan gaji pada perusahaan atau majikan.
Menyajikan informasi terkini, terbaru dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle dan masih banyak dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparanIlustrasi mobilitas sosial. Foto freepikMobilitas sosial adalah perpindahan status sosial seseorang atau kelompok dalam tatanan kehidupan masyarakat. Hal ini biasanya ditandai dengan perubahan baik dari segi perilaku atau interaksi seseorang, secara pibadi maupun dari mobilitas sosial misalnya seorang pelajar SMA setelah lulus kemudian belajar ke universitas atau seorang pengangguran yang akhirnya mendapatkan pekerjaan. Bisa juga seorang Gubernur yang kemudian menjadi mobilitas sosial ini tentu memberikan dampak bagi masyarakat baik positif maupun negatif. Agar lebih memahaminya, simak uraian berikut. Dampak PositifBerikut dampak positif dari mobilitas sosialMeningkatkan integrasi sosial. Mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat menyebabkan perubahan keadaan sosial, baik dari gaya hidup maupun pola tingkat perubahan sosial. Perubahan tingkat sosial yang terjadi ke arah yang lebih baik akan mempengaruhi pola pikir, gaya hidup serta mata pencehariannya menjadi lebih baik pula. Mendorong seseorang untuk lebih maju. Melihat orang lain yang melakukan mobilitas sosial, kita akan terdorong untuk lebih maju dengan meningkatkan kemampuan agar dapat bersaing dengan orang kesejahteraan hidup. Perubahan tingkat sosial yang terjadi ke arah yang lebih baik perlahan akan meningkatkan kesejahteraan hidup mobilitas sosial. Foto freepikDampak Negatif Mobilitas SosialTerjadinya konflik. Ketegangan dapat timbul akibat adanya penolakan terhadap mobilitas sosial yang terjadi pada orang psikologis. Kondisi ini terjadi karena ketakutan dan kecemasan akibat melihat mobilitas sosial orang lain secara berlarut-larut. Munculnya keretakan dalam suatu hubungan. Hubungan yang baik akan retak jika diiringi perasaan iri atau sombong. Mobilitas sosial bisa menjadi ajang pamer atas prestasi yang telah diraih seseorang sehingga menyebabkan orang lain merasa iri.
Verifikasijawaban pada pertanyaan Mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Penyebab terjadinya mobilitas sosial karena adanya perbedaan sumber kehidupan masyarakat, akibatnya? melalui sumber buku, artikel, jurnal, dan blog yang ada di internet.
Ilustrasi dampak positif mobilitas sosial. Foto PixabaySalah satu dampak positif mobilitas sosial ialah bisa meningkatkan kualitas hidup. Mobilitas sosial merupakan perpindahan dari strata sosial satu ke strata sosial lain yang dilakukan individu maupun kelompok. Perpindahan bisa terjadi ke kelas yang lebih tinggi atau justru lebih rendah dari tidak pernah mencapai kata puas. Kendati terkesan negatif, tetapi sikap ini dapat menjadi pendorong bagi orang untuk semangat berusaha demi mendapatkan kehidupan lebih baik. Terjadinya mobilitas sosial tentu menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan seseorang atau kelompok tertentu. Kali ini simak lebih dulu dampak positif mobilitas sosial dalam Positif Mobilitas Sosial untuk Kehidupan yang Harus DiketahuiIlustrasi dampak positif mobilitas sosial. Foto PixabayTerdapat beberapa dampak positif mobilitas sosial bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah sebagai motivasi untuk berusaha meraih kehidupan yang lebih baik. Dalam situs disebutkan bahwa ada beberapa bentuk mobilitas sosial yaitu vertikal dan sosial vertikal memungkinkan status sosial individu atau kelompok naik maupun turun atau bisa dikatakan perpindahan status sosial yang tidak sederajat dari sebelumnya. Contoh, orang yang dulu mahasiswa, saat ini telah bekerja mobilitas sosial horizontal tidak mengubah derajat sosial seseorang dari sebelumnya. Misalnya, dokter yang berpindah kerja dari satu rumah sakit ke sebuah klinik di kota kecil. Usai mengetahui penjelasan tentang mobilitas sosial, simak pula dampak positif mobilitas sosial bagi masyarakat seperti di bawah Meningkatkan Integrasi SosialPerbedaan status sosial mengakibatkan ketimpangan dalam aktivitas sosial. Adanya mobilitas sosial membuat orang-orang yang tergabung dalam kelompok sosial tertentu dapat saling Meningkatkan Kualitas HidupMobilitas sosial juga mampu meningkatkan kualitas hidup. Sebagai contoh, meraih pendidikan tinggi, membeli kendaraan pribadi atau Motivasi bagi SeseorangMobilitas sosial dapat menjadi motivasi atau pendorong bagi seseorang untuk terus berusaha mencapai kehidupan yang lebih Tingkat Perubahan Sosial Lebih CepatKehidupan seseorang secara otomatis akan berubah seiring dengan perubahan status sosialnya. Perubahan positif akan terjadi pada sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai contoh, pendidikan yang baik dapat mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup Mendorong Kesejahteraan HidupMobilitas sosial vertikal di mana seseorang mengalami kenaikan status sosial tentu memengaruhi kesejahteraan hidupnya. Kehidupan jadi lebih terjamin dan dampak positif mobilitas sosial, ternyata ada pula dampak negatifnya. Sebut saja terjadinya konflik, gangguan psikologis, sampai retaknya suatu hubungan. DN
Dilansirdari Ensiklopedia, salah satu contoh yang menunjukkan konflik sebagai konsekuensi dari mobilitas sosial adalah d. unjuk rasa buruh meminta kenaikan gaji pada perusahaan atau majikan. Baca Juga: Seseorang mengamati sebuah benda dengan menggunakan lup berkekuatan 10 dioptri.
Bagaimanakahbentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat? Please jawab ka Question from @Jacinda01 - Sekolah Menengah Pertama - Ips
ApaBentuk Mobilitas Sosial Yang Terjadi Pada Kasus 1 Kasus 2 Dan Kasus 3 Brainly Co Id . 1 Ketimpangan Sosial Yang Terjadi Di Masyarakat Dapat Dipengaruhi Oleh Faktor Kesehatan . Mobilitas Sosial 1 Pengertian Mobilitas Sosial Semua Orang . 30 Contoh Mobilitas Sosial Vartikal Dan Horizontal Di Lingkungan Masyarakat Dosensosiologi Com
Sepanjang2 tahun terakhir, hukum Indonesia bak kisah sinetron televisi. Panggung meja hijau menampilkan tangis, ketidakadilan, dan skenario-skenario dari orang yang tidak tersentuh hukum secara
sistemdemokrasi indonesia yg mebuka peluang untuk setiap orang memasuki kedudukan tertinggi b. pendidikan yg tinggi dan berkualitas belum tentu akan memudahkan seorang untuk lebih cepat untuk mendapatkan pekerjaan c. adanya struktur pekerjaan yg lebih menjanjikan masyarakat dari segi perekonomian d. pengusaha kecil yg mendatangi seminar
Terdapattiga bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas fisik, mobilitas horizontal, dan mobilitas vertikal. Mobilitas Fisik Mobilitas fisik merupakan mobilitas yang memberikan kesempatan untuk berpindah tempat dalam hubungannya dengan alat-alat transportasi dan lalu lintas modern, sehingga memudahkan anggota masyarakat untuk pergi dari suatu
Dampaksosial adalah dampak-dampak yang mencakup semua konsekuensi sosial dan budaya atas suatu kelompok manusia tertentu yang diakibatkan setiap tindakan publik atau swasta yang mengubah cara-cara bagaimana orang menjalani kehidupan, bekerja, bermain, berhubungan satu sama lain, mengupayakan pemenuhan kebutuhan hidup mereka, dan secara umum
FmiVIPY.