Marcel Radhival alias Pesulap Merah masih terus menyita perhatian publik beberapa waktu terakhir. Pesulap Merah dikenal karena aksinya membongkar trik perdukunan Gus Sasudin. Terbaru, video berisi pria yang kerap mengenakan pakaian serba merah itu menyimpan kisah pilu sebelum dirinya banyak dikenal masyarakat viral di media soosial. . Dalam video viral tersebut, ia mengaku
Bener ga sih anak IPA lebih pintar dari anak IPS? Artikel ini membahas berbagai miskonsepsi tentang jurusan IPA dan IPS SMA. Halo, guys! Buat lo yang sekarang di bangku SMA, pasti tau dengan istilah “penjurusan”. Penjurusan di SMA ini secara umum dibagi menjadi IPA Ilmu Pengetahuan Alam dan IPS Ilmu Pengetahuan Sosial. Dulu sih masih ada beberapa sekolah yang masih memberikan opsi jurusan Bahasa mungkin sekarang masih ada juga. Sebelum itu, penjurusan di SMA bahkan dibagi menjadi lebih spesifik, ada jurusan Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa, dll. Tapi untuk pembahasan artikel kali ini, gua mau fokus untuk bahas tentang perbandingan jurusan IPA dan IPS. Ngomong-ngomong soal penjurusan, sebetulnya apa sih tujuan dari penjurusan? Katanya sih, penjurusan ini punya tujuan untuk bikin siswa jadi fokus sama salah satu rumpun ilmu pengetahuan tertentu. Berarti idealnya nih, lo yang belajar IPA akan lebih fokus belajar tentang ilmu-ilmu yang mempelajari bagaimana alam ini bekerja seperti Fisika, Kimia, dan Biologi. Sementara lo yang jurusan IPS akan lebih ngulik ilmu tentang interaksi sosial masyarakat seperti Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi. Cuma masalahnya, apakah betul pemisahan jurusan antar IPA dan IPS betul-betul merepresentasikan konsep itu? Sebelum lanjut, gua mau cerita pengalaman kecil gua beberapa waktu yang lalu dicurhatin sama sepupu yang baru aja memutuskan jurusannya. Berhubung sepupu gua ini seneng debat ngikutin perkembangan politik dan ekonomi mancanegara, dia memilih IPS sebagai penjurusan di masa SMA-nya. Setelah sebulan menjalani kegiatan belajar-mengajar, sepupu gue mengeluh bahwa dia selalu dibanjiri dengan pertanyaan sama teman-temannya. “Eh kenapa sih masuk IPS? Padahal kan lo pinter!” JREENG….!! Nah lho, pernah gak sih lo yang punya nilai akademis oke di jurusan IPS ditanyain hal yang sama? Emangnya kalau sepupu gue pinter, kenapa temen-temennya pada nanyain kenapa dia nggak masuk jurusan IPA? Emang kalau lo pinter harus masuk jurusan IPA, ya? Emangnya anak-anak di jurusan IPS itu nggak sepinter mereka yang di IPA yak? Mitos dan salah kaprah antara jurusan IPA dan IPS. Kalo mau bicara konsep ideal dari tujuan awal pemisahan antara dua rumpun ilmu tersebut, tentu saja jawabannya nggak dong, anak IPA dan IPS kan punya ranahnya masing-masing. Tapi kalo kita balik ke realita, nggak bisa dipungkiri bahwa emang ada fenomena ganjil dalam dunia pendidikan kita, dimana jurusan IPS dinilai lebih inferior dibandingkan jurusan IPA. Bahkan kalo dibedah, jurusan IPA seolah-olah dipandang sebagai jurusan yang berisi anak-anak yang rajin belajar, suka ngitung, anak baik-baik, pekerja keras, tapi kurang banyak bergaul karena kebanyakan waktunya dihabisin di tempat les/bimbel. Sedangkan anak-anak IPS dipandang sebagai kumpulan anak yang males belajar, tukang main, lebih jago hafalan, punya kemampuan bergaul yang lebih oke dibandingkan dengan anak-anak IPA. Pandangan seperti ini emang nggak cuma lo doang yang ngerasain di jaman sekarang ini. Miskonsepsi ini sebetulnya udah jadi semacam stigma nggak tertulis selama bertahun-tahun dari generasi ke generasi. So, jangan heran kalo stereotype semacam ini nggak cuma ada di pikiran pelajar SMA, tapi juga sampai ke kalangan orangtua bahkan beberapa guru tertentu. Nah, dalam kesempatan kali ini, gua mau coba ngebahas beberapa miskonsepsi atau pandangan umum yang keliru antara jurusan IPA dengan jurusan IPS. Okay, langsung aja yuk kita mulai pembahasannya Mitos 1 – Jurusan IPA Lebih Superior dan Bergengsi daripada Jurusan IPSMitos 2 – Anak IPA Kuat di Hitungan, IPS Lebih Kuat di HafalanMitos 3 – Anak IPA Sudah Seharusnya Lebih Jago Matematika daripada Anak IPSMitos 4 – Anak IPA Bisa Masuk Semua Jurusan Kuliah, Anak IPS Cuma Bisa Soshum Mitos 1 – Jurusan IPA Lebih Superior dan Bergengsi daripada Jurusan IPS Penyebab adanya miskonsepsi seperti ini bisa jadi bermacam-macam, dari mulai kualitas soal dan tingkat kesulitan yang jomplang antara pelajaran-pelajaran IPA dengan IPS, kualitas/kemampuan guru IPA dan IPS yang berbeda, sampai gengsi dari kalangan orangtua murid. Hal-hal seperti inilah yang justru secara simultan menguatkan miskonsepsi ini dari waktu ke waktu. Tanpa sadar hal seperti ini yang membentuk stigma terhadap jurusan IPA maupun IPS. Sehingga siswa yang nilai akademiknya oke dituntut untuk masuk ke jurusan IPA, padahal mungkin sebetulnya ketertarikan minat dia adalah topik-topik yang berbau sosial. Cuma karena gak mau dicap sebagai “anak kurang rajin belajar jadi gak mampu masuk IPA” jadinya milih jurusan yang sebetulnya bukan minat dia. Sebaliknya, siswa yang nilai akademiknya kurang oke jadi terpaksa masuk IPS karena standar nilai untuk masuk penjurusan IPA lebih tinggi daripada jurusan IPS, padahal mungkin sebetulnya minat anak ini lebih suka topik yang berkaitan dengan ilmu alam, cuma karena dia males belajar aja jadi terpaksa masuk IPS. Nah, menurut gua sih idealnya baik lo yang mau masuk jurusan IPA atau IPS, dua-duanya harus punya standar sendiri-sendiri. Jadi, konsepnya bukan yang gak lulus jurusan IPA, langsung dimasukin ke jurusan IPS. Tapi dilihat dulu, apakah anak tersebut memang layak untuk masuk jurusan IPS atau enggak. Intinya setiap siswa diberikan kebebasan untuk memilih jurusan-nya sesuai dengan minat mereka masing-masing, yang tentu cermin yang paling mudah untuk melihat minat adalah nilai akademis masing-masing pelajaran. Terlepas dari nilai akademis itu, emang sebaiknya penjurusan itu dikembalikan lagi pada keputusan masing-masing siswa. So, dengan ada standardisasi dan konsep seperti itu, sebetulnya nggak perlu ada tuh jenjang superioritas-inferioritas di antara dua bidang tersebut. Baik IPA maupun IPS sebetulnya sama-sama membutuhkan kompetensi yang berbeda-beda dan setiap pelajar bisa jadi bener-bener jago di bidangnya masing-masing. Mitos 2 – Anak IPA Kuat di Hitungan, IPS Lebih Kuat di Hafalan Ini adalah salah satu stereotype yang dari dulu sampe sekarang awet banget nempelnya di masyarakat. Seolah-olah tingkat kecerdasan siswa itu cuma dibagi jadi dua tolak ukur doang hitungan dan hafalan. Kalo lo jago hitungan ya itu tandanya lo cocok masuk ke jurusan IPA, kalo lo jago ngehafalin, berarti lo cocoknya masuk jurusan IPS. This is so wrong in so many ways! Nggak ada satu pun pelajaran hitungan di IPA, baik Fisika, Kimia, dan Biologi itu sama sekali bukan pelajaran berhitung. Kalau pun ada yang namanya pelajaran berhitung, yang paling deket itu ya pelajaran Akuntansi, itu pun malah dia lebih pas masuk ke jurusan ada satu pun pelajaran di IPS yang menuntut hafalan, kalo sekarang lo yang di jurusan IPS masih banyak ngehafalin materi pelajaran, berarti cara belajar lo yang keliru. Baik Sejarah, Sosiologi, Ekonomi, maupun Geografi itu pelajaran yang menuntut pemahaman konseptual yang komprehensif. Sementara kalo lo udah ngerti konsepnya, dengan sendirinya juga lo akan hafal sama istilah-istilah yang digunakan. Nih ya, gua mau bahas sedikit pembedahan tingkat kecerdasan yang jauh lebih bener daripada pembagian hafalan-hitungan. Berdasarkan Bloom’s Taxonomy, kemampuan manusia dalam domain kognitif terbagi menjadi tiga aspek, yaitu Level 1 Knowledge, yang termasuk dalam knowledge adalah pengetahuan kita mengenai fakta-fakta atau terminologi yang spesifik, pengetahuan mengenai metode-metode tertentu, dan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan teori-teori 2 Comprehension, Sedangkan comprehension merupakan kemampuan kognitif yang melibatkan kemampuan untuk memahami konsep, membandingkan konsep, menginterpretasikan suatu fenomena atau abstraksi tertentu, dan dapat menyimpulkan main idea dari pembahasan-pembahasan 3 Critical Thinking, terdiri dari beberapa dimensi, yaitu analysis, evaluation, synthesis. Analysis menguji dan menguraikan informasi dan/atau pengetahuan dengan cara mengidentifikasi komponen-komponen dari informasi tersebut misalnya penyebab, efek, dan prevalensiEvaluation mengajukan dan mempertahankan opini dengan cara membuat penilaian mengenai informasi dari gagasan berdasarkan dengan kriteria-kriteria mengumpulkan informasi-informasi terkait suatu gagasan tertentu untuk membuat suatu kesimpulan dan menghasilkan gagasan alternatif Suatu aktivitas pembelajaran dapat dikatakan efektif dan memberikan manfaat ketika aktivitas tersebut dapat membawa kita ke level 3 kognisi critical thinking. Ketika kita cuma itung-itungan dengan ngehafal rumus, atau tau istilah-istilah dengan cara ngehapal, maka lo hanya sampai ke level kognitif knowledge doang. Nah untuk bisa belajar dengan cara yang bener, lo justru jangan cuma sampai ke level-1 doang, tapi lo juga dituntut untuk mengolah knowledge itu menjadi level 2 comprehension hingga ke level 3 analysis, evaluation, dan synthesis. Konsep inilah yang selama ini dibahas sama Glenn di artikel sebelumnya tentang perbedaan studying dengan learning. Intinya, banyak dari kita yang hanya menerapkan studying, dan masih jauh dari learning. Kita masih banyak menghafal rumus, sedangkan harusnya kita udah menerapkan rumus-rumus tersebut bahkan menjadi sesuatu penemuan yang berguna. So, menurut gue, baik ketika lo masuk jurusan IPA ataupun jurusan IPS, hafalan dan hitungan itu bukanlah hal yang patut lo pusingin. Justru hal yang harus lo pastikan adalah apakah lo paham dengan apa yang disampaikan oleh guru/apa yang sedang lo pelajari. Ketika lo udah paham sama suatu konsep, secara otomatis lo akan familiar dengan konsep tersebut, dan tanpa intensi untuk menghafal, lo akan hafal istilah-istilah dan rumus-rumus itu dengan sendirinya. Pas SMA, gue punya prinsip “Yang penting ngerti dulu, kalau hafal mah itu bonus buat gue.” Mitos 3 – Anak IPA Sudah Seharusnya Lebih Jago Matematika daripada Anak IPS Miskonsepsi ini sebetulnya salah satu yang paling parah, bahkan di terjadi di kalangan guru sekalipun. Lo tau nggak sih kalo sebetulnya matematika ini bukanlah cabang dari bidang IPA natural science, dan bukan juga IPS social science. “Lha, bukannya selama ini gua pikir matematika itu identik dengan jurusan IPA?“ Nope. IPA maupun IPS adalah science. Maksudnya science, itu artinya ilmu mempelajari hal yang konkrit, sedangkan matematika itu adalah ilmu abstrak, bukan konkrit. Jadi sekali lagi, matematika itu bukan science. Istilah science artinya kita mempelajari ilmu yang bisa diamati dan bisa direpresentasikan dalam dunia nyata, pembuktiannya disebut dengan evidence. Sedangkan inti dari matematika itu adalah abstract modeling dari logika dimana pembuktiannya biasa disebut dengan proof. Jadi matematika merupakan ilmu pengetahuan murni yang bersifat abstrak dan dia bisa berdiri sendiri tanpa sokongan ilmu-ilmu lain. So, Matematika itu sama sekali nggak identik sama hitungan apalagi jurusan IPA. Matematika itu gak nyambung sama sekali sama ilmu alam maupun hitungan. Jadi sebetulnya baik jurusan IPA maupun IPS harus sama-sama menguasai pelajaran matematika dengan baik, karena konsep-konsep dasar dari matematika bisa diterapkan untuk membantu cabang-cabang ilmu lainnya dalam proses pengembangan ilmu tersebut. Mitos 4 – Anak IPA Bisa Masuk Semua Jurusan Kuliah, Anak IPS Cuma Bisa Soshum Ketika gue UTBK, banyak temen gue yang ngeluh karena anak-anak IPA dianggap sering “mengambil lahan” anak-anak IPS ketika memasuki jurusan-jurusan pas mau kuliah. Sebetulnya sih, hal ini ada benernya juga, mengingat banyak banget anak-anak yang dulunya berada di jurusan IPA tapi pas UTBK ngambil jurusan IPC supaya bisa ambil jurusan IPS pas kuliahnya. Termasuk gue juga dari jurusan IPA emang akhirnya milih ngambil Psikologi di UI, hehe.. Terus biasanya kalo anak-anak IPA yang ngambil IPC ada yang lulus pas UTBK-nya dalam ngambil jurusan seperti Psikologi, Ekonomi, atau Hubungan Internasional, langsung pada menggerutu seperti ini. “Halah anak IPA kenapa sih masih ngerebut aja lahan anak IPS!? Padahal kan mereka udah punya jurusannya sendiri, kenapa gak dari awal aja kalo gitu mereka ambil jurusan IPS? Mereka kan pinter-pinter jadi gampang aja kalo mau ngambil soshum, sedangkan kita yang di IPS kan gak bisa segampang itu ngambil jurusan IPA.“ Nggak sedikit juga lho, lo ngedengerin komentar seperti ini, terutama nanti begitu lo yang di kelas 12 SMA udah mulai mikirin jurusan kuliah. Sebenernya sikap seperti ini mungkin lo anggep sebagai celotehan biasa aja, tapi jangan salah lho. Sikap seperti ini tuh bisa diterjemahkan sebagai sikap inferior yang juga berperan menambah pupuk paradigma yang salah tentang pembagian IPA maupun IPS. Kita semua sebetulnya juga tau kan, kalo jurusan IPA maupun jurusan IPS sebetulnya bisa aja kok daftar IPC pas UTBK. Tinggal seberapa niat aja lo belajar sebelum UTBK dan seberapa siap elo untuk ngehadapin persaingan untuk mendapatkan jurusan di universitas tersebut. Jadi seharusnya nih, baik jurusan IPA maupun IPS ya kembali pada kompetisi yang fair dan sejajar sebagai sesama intelektual muda untuk bisa mendapatkan jurusan kuliah dan universitas yang diinginkan. Sekilas info aja, sejauh yang gua tau para pengguna Zenius dari bertahun-tahun belakangan ini udah buanyaak banget kok yang berhasil lolos UTBK lintas jurusan dengan mengambil IPC atau malah langsung nyebrang IPA ambil UTBK Soshum / IPS ngambil UTBK saintek. Intinya sih emang tinggal seberapa besar lo berusaha dan berjuang, berikut ini beberapa catatan perjuangan mantan murid zenius dari tahun ke tahun Catatan Perjuangan Murid Zenius yang Lolos UTBK 2020 14 Ribu Murid Zenius Berhasil Lolos UTBK 2020 **** So, in the end, gue cuma mau nekenin kalau sebenarnya IPA dan IPS itu bukanlah dua disiplin ilmu yang berlainan satu sama lain, bukan juga dua disiplin ilmu yang berada di satu kontinum yang sama maksudnya gak bisa dibandingkan kalo ilmu X lebih baik dari pada ilmu Y. Setiap cabang ilmu pengetahuan menurut gue memiliki landasan berpikir masing-masing tapi ilmu-ilmu tersebut juga bisa terintegrasi satu sama lain dalam menjelaskan segala hal yang terjadi di alam semesta ini. Pemisahan antara “alam” dan “sosial” sebetulnya hanyalah simplifikasi dan label untuk melihat suatu fenomena dari satu sudut pandang tertentu. Misalnya gini deh, ketika kita meninjau kembali tentang fenomena wabah Black Death yang terjadi di Eropa pada abad 14, kita bisa meninjau fenomena ekstrim ini dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu. Buat lo yang belum tau, Black Death merupakan pandemi wabah penyakit pertama di dunia, dengan total kematian diperkirakan hingga 200 juta jiwa! itu hampir sama banyaknya dengan jumlah populasi penduduk Indonesia sekarang lho. Penyebabnya cuma bakteri yang namanya Xenopsylla cheopis. Hal ini mungkin bisa ditinjau dari sudut pandang biologi tentang bagaimana wabah ini menyebar dengan sistem parasit 2 level. Tikus Rattus ratus yg diparasiti oleh Pinjal Xenopsylla cheopsis dan diparasiti lagi oleh bakteri pes Yersinia pestis. Tapi, fenomena ini juga bisa ditinjau dari sudut pandang lain seperti perubahan sosiologi masyarakat Eropa yang berubah drastis. Sampai dalam sudut pandang politik dengan mulai dari berkurangnya kepercayaan terhadap otoritas Kerajaan Roma. Nah, dari contoh fenomena wabah Black Death yang gua sedikit kupas di atas, kita jadi punya gambaran komprehensif terkait fenomena-fenomena tertentu di lingkungan kita dengan melihat dari berbagai macam sudut pandang, baik segi alam maupun sosial. Selain itu, kita juga bisa mengambil kesimpulan yang tepat terkait suatu fenomena kalau kita bisa menganalisisnya dari berbagai sudut pandang dan memilih sudut pandang mana yang paling pas dan bisa menjelaskan fenomena-fenomena yang kita analisis. Akhir kata pesen gua cuma satu, bahwa sebetulnya yang namanya ilmu itu gak bisa kita kategoriin sebagai IPA atau IPS, itu sebetulnya cuma label agar memudahkan untuk dipelajari doang. Karena pada hakikatnya, alam semesta ini bekerja dan berinteraksi dalam satu kesatuan sebagaimana adanya kita lihat sekarang ini, dan pembagian ilmu itu hanyalah penalaran kita untuk memudahkan cara kita memandang suatu fenomena yang terjadi. Berani sekalian ngetes Fundamental Skill lo? Nih, cobain Zencore! Dengan fitur adaptive learning, lo bisa tau seberapa jago kemampuan penalaran lo lewat kuis CorePractice, sekaligus upgrade diri biar makin cerdas. Lo juga bisa ajak temen-temen buat push rank. Klik banner di bawah buat cobain! Keterangan Sumber Huitt, W. 2004. Bloom et al.’s taxonomy of the cognitive domain. Educational Psychology Interactive, 22. Carey, S. 2009, “Where our number concepts come from”, Journal of Philosophy 106 4 220–254 Untukmenjalani kehidupan dan meraih mimpi, setiap orang punya caranya masing-masing. Salah satunya dengan bekerja keras. Ada yang bilang jika kita gengsi menjalani pekerjaan, hal yang kita impikan aka sulit terwujud. Jadi jalani semua dengan apa adanya, maka rejeki juga akan mengikutinya.Setelah berbagai bocorannya tersebar luas di dunia maya, Apple akhirnya secara resmi meluncurkan jajaran iPhone terbaru mereka yaitu iPhone 11 ke hadapan publik pada 10 September kemarin. Menjadi HP triple camera pertama Apple, nggak mengherankan jika iPhone 11 ini banyak diburu para pecinta gadget khususnya para Apple fanboy. Meskipun dibekali oleh beragam teknologi canggih di dalamnya, tapi sebaiknya kamu nggak langsung membeli HP terbaru besutan Apple ini, geng. Mau tahu kenapa? Simak saja artikel Jaka selengkapnya mengenai beberapa alasan kenapa kamu nggak perlu beli iPhone 11 berikut ini! Alasan Kenapa Nggak Perlu Beli iPhone 11 Langsung meluncurkan tiga model sekaligus, Apple akhirnya secara resmi memperkenalkan jajaran smartphone terbarunya yaitu iPhone 11, iPhone 11 Pro dan iPhone 11 Pro Max ke hadapan publik. Smartphone besutan Apple sendiri memang dikenal dengan kualitasnya yang bagus dan spesifikasinya yang mumpuni. Tapi ternyata, ada lho beberapa alasan yang membuat kamu nggak perlu membeli HP terbaru Apple ini, geng. Nah, daripada penasaran, berikut adalah beberapa alasan kenapa kamu nggak perlu beli iPhone 11. Check it out! 1. Kapasitas Baterai Kecil Seperti yang kita tahu, baterai merupakan salah satu komponen penting yang seringkali menjadi pertimbangan seseorang sebelum membeli HP. Hal itu dikarenakan kapasitas baterai yang terlalu kecil akan membatasi pemakaian penggunanya sehingga nggak bisa leluasa menggunakan HP seharian penuh. Terlebih bagi kamu yang punya mobilitas tinggi, HP dengan kapasitas baterai kecil tentunya nggak akan mencukupi kebutuhan sehari-hari kamu, geng. Kamu akan direpotkan dengan membawa berbagai macam aksesori tambahan seperti misalnya power bank kemana pun kamu pergi. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan kenapa kamu nggak perlu mengeluarkan budget besar untuk membeli iPhone 11, geng. HP iPhone 11 sendiri hanya dibekali dengan kapasitas baterai yang nggak lebih dari 4000 mAh sehingga nggak cukup kuat untuk menemani kebutuhan penggunanya seharian penuh. 2. Mahal Sudah bukan jadi rahasia lagi kalau produk-produk gadget besutan Apple dibanderol dengan harga yang cukup fantastis, termasuk iPhone 11 ini, geng. Dibanderol dengan harga belasan juta rupiah, iPhone 11 terasa terlalu mahal untuk kamu beli terlebih jika kamu berencana menggunakannya untuk keperluan gaming, geng. Hal itu dikarenakan saat ini ada banyak vendor smartphone lain yang membekalkan produk HP besutannya dengan spesifikasi nggak kalah mumpuni namun tetap dibanderol dengan harga terjangkau. Produk Apple sendiri selain dibekali dengan spesfikasi mumpuni, tapi juga memang dikenal sebagai benda untuk menaikkan harga diri penggunanya karena harganya yang relatif mahal sehingga nggak sembarang orang bisa memiliki HP ini. Oleh karena itu, buat kamu yang nggak terlalu memikirkan gengsi lebih baik kamu membeli merek HP lain yang sesuai dengan kebutuhan, geng. 3. Desain Kamera Belakang Kurang Bagus Nggak cuma punya fitur-fitur ekslusif yang hanya tersedia di merek HP ini saja, HP iPhone juga dikenal dengan desainnya yang mewah dan elegan, geng. Oleh karenanya, nggak sedikit orang yang memilih membeli HP iPhone karena pertimbangan desain yang diusungnya. Terlebih, bagi para kaum hawa yang sebagian besar lebih mementingkan desain di atas segalanya, HP iPhone merupakan pilihan pertama yang bakal mereka beli. Tapi, di iPhone 11 yang mengusung konfigurasi tiga kamera ini, desain HP terlihat nggak lebih bagus dari tipe HP iPhone sebelum-sebelumnya, geng. Frame kamera yang terlalu besar, membuat desain bodi bagian belakang iPhone 11 ini terlihat kurang elegan. Bahkan, desain kamera iPhone 11 ini juga seringkali jadi bahan netizen untuk membuat meme-meme lucu tentang iPhone 11 lho. Tapi, buat kamu penggemar garis keras produk-produk Apple dan nggak masalah dengan desain kamera belakang yang diusung oleh iPhone 11, kamu nggak usah mikir dua kali untuk membeli HP ini, geng! 4. Kapasitas RAM Kecil Kapasitas RAM merupakan salah satu aspek penting yang harus kamu pertimbangkan sebelum membeli HP karena komponen ini mampu membuat kinerja HP lebih cepat, geng. Dibanderol dengan harga yang relatif mahal, iPhone 11 hanya dibekali dengan kapasitas RAM yang nggak lebih dari 6GB saja. Padahal, dengan harga yang setinggi itu, ada banyak HP lain yang menawarkan kapasitas RAM jauh lebih besar, geng. Bahkan, Samsung Galaxy Note 10 yang dibanderol seharga Rp 13 jutaan saja sudah dibekali dengan kapsitas RAM 8GB dan memori internal 256GB. 5. Ada Banyak Alternatif Lain Poin terakhir yang menjadi alasan kenapa kamu nggak perlu beli HP iPhone 11 adalah karena masih ada banyak sekali HP dari merek lain yang nggak kalah canggih, geng. Saat ini ada banyak HP Android yang dibanderol dengan harga jauh lebih terjangkau namun sudah dibekali dengan spesifikasi mumpuni yang nggak kalah hebat dari iPhone 11. Bahkan, dengan harga yang setara dengan iPhone 11 kamu sudah bisa membeli HP Android yang mampu menjalankan game-game berat, kapasitas RAM besar, kapasitas baterai besar, dan lainnya yang mungkin nggak kamu dapatkan di iPhone 11. 6. Belum Menggunakan USB Type C Setelah sebelumnya Apple memberikan kita sedikit harapan dengan menggunakan USB Type C pada iPad Pro 12,9 inci, kini kita lago-lagi harus menelan pil pahit. Pasalnya, iPhone 11 kembali hadir dengan USB Lightning andalannya. Tidak menggunakan USB Type C seperti yang selama ini dirumorkan. Please deh, Apple, masa udah mau tahun 2020 masih belom pake USB Type C? HP China 1 jutaan aja udah pada pakai USB Type C! 7. Belum 5G Di saat banyak perusahaan teknologi yang berlomba-lomba mengembangkan teknologi 5G, Apple justru dengan bangga meluncurkan lini produk terbarunya tanpa 5G. Gosip yang beredar memang menyebutkan bahwa Apple baru akan meluncurkan produk 5G-nya pada tahun 2020 nanti. Entah ini hanya rumor atau tidak. Yang pasti, dengan tidak mengeluarkan produk 5G di tahun ini, jelas Apple terlihat ketinggalan zaman dan seperti tidak serius berkompetisi dengan perusahaan teknologi lainnya. Akhir Kata Nah, itulah tadi beberapa alasan kenapa kamu nggak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli iPhone 11, geng. Terlebih jika kamu hanya punya budget terbatas tapi tetap memaksakan untuk beli iPhone 11 karena gengsi. Baca juga artikel seputar HP iPhone atau artikel menarik lainnya dari Shelda Audita. ARTIKEL TERKAIT 5 Alasan iPhone adalah HP Gaming yang Sesungguhnya, ROG Phone Kalah Telak! Perbedaan iPhone Authorized, Premium, BM, & Refurbished Mana yang Akan Diblokir? Benarkah iPhone Sudah Mendukung Jaringan 5G Dari Dulu? Ini Fakta yang Sebenarnya! 7 Alasan Pengguna iPhone Ogah Ganti Android, Hanya Karena Gengsi? 15 HP Kamera Terbaik di Dunia versi DxOMark, Hasil Foto Makin Bening!
BeautifullMeme Motivasi Kerja Keras, Paling Update! meme kerja keras anti gengsi, gambar motivasi kerja lucu, gambar kerja keras demi keluarga, Kata Kata Motivasi Kerja Keras Bahasa Jawa Kata Kata Mutiara Sumber : Dp Bbm Semangat Kerja Keras Medsos Kini Sumber :- Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda, mereka terkadang pula memiliki pola pikir yang sulit dipahami oleh orang lain. Tak jarang mereka sangat kuat dengan pendiriannya sehingga kerap disebut keras kepala. Tentunya kamu pernah menjumpai orang-orang dengan karakter seperti ini, baik itu teman maupun sanak keluarga. Tidak mudah memang menghadapi orang-orang yang memiliki kepala keras seperti batu. Pada dasarnya, sifat keras kepala cenderung memiliki emosi yang meledak-ledak, hal ini lah yang menjadi pemicu dari sifat egois yang dimilikinya. Ada banyak cara menghadapi orang keras kepala, pertama tenangkan diri kamu terlebih dahulu. Pastikan untuk berbicara lebih lembut, karena orang keras kepala sangat mudah tersinggung. Kamu juga harus memahami bagaimana kondisi mereka, tidak baik jika langsung menilai bahwa mereka orang yang sulit diatur dan diarahkan. Dengarkan apa yang mereka sampaikan, jika memang kamu anggap ada yang kurang sampaikan secara baik-baik agar tidak terjadi adu argumen. Hargai setiap pendapatnya dan terpenting adalah, pintar memilih keadaan, ketika mereka sedang marah, lebih baik dihindari. Jika kamu ingin menyadarkan mereka yang keras kepala, berikut ini ada beberapa kata-kata bijak menyadarkan orang keras kepala, seperti dilansir dari berbagai sumber, Kamis 29/10. 1. "Kamu tidak tau kan gimana rasanya jika menjadi aku. Kamu hanya bisa marah-marah, hanya bisa ngambek kalau aku gak memberi kabar. Tolong dong, jangan egois please." 2. "Jangan mudah egois-egois lah, hubungan ini kan milik kita berdua, sebaiknya kamu juga bisa mengerti dan bisa gantian." 3. "kedewasaan antara kita sangatlah dibutuhkan. Untuk itu, sebaiknya jangan saling egois dan menang sendiri." 4. "Kalau memang ingin nyari yang bener-bener tulus, jangan egois. Pengen ganteng atau hanya cantic saja. Ingat ukuran kebaikan bukan di fisik, melainkan di hati. 5. "Watak keras belum tentu bisa tegas, tetapi lemah lembut tak jarang bisa tegas." 6. "Tegas berbeda jauh dengan kejam. Tegas itu mantap dalam kebijakan sedangkan kejam itu keras dalam kesewenang-wenangan." 7. "Berbuat baiklah kepada orang lain seperti berbuat baik kepada diri sendiri." 8. "Bukan kecerdasan anda, melainkan sikap andalah yang yang akan mengangkat anda dalam kehidupan." 9. "Selamanya tidak dibenarkan untuk selalu menang dalam keadaan apapun, karena terkadang kita harus mengalah. Untuk mencapai tujuan yang baik, sesekali anda perlu mencari jalan tengah untuk mencapai kesepakatan, karena hidup akan lebih indah jika kita bisa saling menghargai dan mengerti, daripada harus bersifat egois yang nantinya akan merugikan diri sendiri dan orang lain." 10. "Jangan memaksa orang lain untuk menjadi seperti yang Anda inginkan, karena tidak ada satupun orang yang bisa menjadi orang lain. Maka dari itu terimalah diri sendiri apa adanya dan juga terima orang lain apa adanya." 11. "Jangan sekali-kali memiliki sikap egois dan ingin menang sendiri agar memiliki banyak kawah dibandingkan musuh. Ketika kita bisa saling menghargai satu sama lain, saling mengerti, saling berbagi dan bukan meminta untuk dimengerti, hidup akan terasa lebih indah." 12. "Jika dalam sebuah perselisihan hanya mementingkan diri sendiri, maka tidak akan pernah ada penyelesaian. Agar hidupmu lebih tenang, cobalah untuk memaafkan setiap masalah yang ada dan saling mengerti." 13. "Ubahlah dunia dengan senyuman, jangan sampai dunia mengubah senyummu. Kamu harus bangkit meski saat ini sedang mengalami keterpurukan, layaknya matahari yang selalu terbit tepat pada waktunya." 14. "Supaya kehidupan tidak meninggalkanmu, lanjutkan saja perjalananmu tanpa menyerah. Karena jika kamu hanya melewati perjalanan yang mudah, maka kamu tidak akan pernah berkembang. Dengan banyaknya tantangan di hidup ini, kamu akan semakin berkembang. Kamu juga akan tahu dimana seharusnya kamu berada jika perjalanan di bumbui dengan tantangan." 15. "Hindari untuk melakukan perdebatan dengan seseorang yang hanya percaya dengan kebohongannya sendiri." 16. "Jangan berharap akan ada orang yang rela menyeberangi samudra untuk kamu, manakala kamu saja tidak mau melompati kubangan untuk mereka." 17. "Tidak akan ada seseorang yang percaya dengan pembohong, meskipun dia menceritakan kebenaran." 18. "Orang yang kerap melihat rendah orang lain, ia tidak akan pernah berakhir menjadi orang yang dipandang tinggi oleh orang lain." 19. "Beberapa orang memang tidak akan pernah berubah, yang bisa kamu lakukan adalah menerimanya." 20. "Manusia yang sombong akan ditundukkan, begitu pula manusia yang angkuh juga akan direndahkan." Sifat keras kepala kerap disamakan dengan egois, karena mereka sama-sama terlihat lebih mementingkan diri sendiri. Tak sedikit orang merasa jengkel jika harus berhadapan dengan mereka yang memiliki watak keras seperti batu. foto Sebenarnya mereka yang dianggap keras kepala, hanya berusaha mempertahankan apa yang diyakininya. Namun sayang jika bertemu dengan orang yang tak memahami hal ini bisa menjadi permasalahan besar. Butuh waktu dan kata-kata yang bijak untuk menyadarkan orang-orang yang keras kepala. Kamu juga bisa menyampaikannya dengan kata-kata lucu. Kamu mengingatkan dengan cara yang menyenangkan dan tidak membuat dia tersinggung. Namun tetap harus mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya. 21. "Hidup itu harus saling bersosialisasi, jangan hanya egois, kalau mau egois, mendingan hidup di hutan saja." 22. "Udah dibaikin malahan tidak tau diri, udah egois dan gak sadar diri pula." 23. "Betapa indahnya hidup ini, manakala kita bisa saling peduli, tidak gengsi serta tidak egois." 24. "Kadang mengalah serta meminta maaf merupakan langkah yang penting dalam hidup, dibandingkan harus gengsi dan mementingkan keegoisan diri." 25. "Kurangilah sikap egois dan mengedepankan gengsi, agar kamu memiliki banyak teman daripada banyak musuh." 26. "Hidup akan semakin indah manakala kita semakin bisa mengerti, tidak egois serta mengurangi gengsi." 27. "Jangan hanya mau egois dan ingin menang sendiri, jangan kebanyakan gengsi, hiduplah apa adanya." 28. "Manusia yang egois biasanya akan selalu baik dengan dirinya sendiri. Untuk itu maka akhirnya mereka terkejut manakala berakhir hidup sendirian." 29. "Mendengar untuk didengarkan, begitu juga sebaliknya, jangan terlalu egois." 30. "Kamu itu manusia apa kalkulator sih? Kok tidak mau salah?" 31. "Yang tinggi saja tidak melangit. Ini kenapa tanah sok menjadi langit." 32. "al yang paling sulit dalam kehidupan ini bukan untuk melampaui orang lain, tapi melampaui ego dan diri sendiri." 33. Mempertahan kan pendapat itu boleh, tapi ingat ada orang lain yang juga butuh dihargai." 34. Jika keras kepalamu sulit dipecahkan, ya sudah bangun istanamu sendiri dan bekerja di sana sendiri." 35. Keras kepala dan egois itu sama, sama-sama sulit dipahami dan tidak akan bisa diajak kerja sama." 36. Sehebat apapun kamu, dalam tim kita tetap harus melunak dan saling menghargai." 37. "Silahkan berpendapat, namun jangan marah dan tetap kekeh jika ada orang lain mengkritik pendapatmu." 38. "Jika hidup hanya untuk mempertahankan apa yang kamu rasa benar, lebih baik pinda ke planet lain." 39. "Tidak selamanya keras kepala dan tetap pada pendirian bisa membuat kamu bahagia, justru sebaliknya, itu akan menjadi beban." 40. Keras kepala akan membuat kamu tetap berdiri di tempat yang sama, dan tak akan bisa melihat keajaiban lainnya." brl/guf Recommended By Editor 40 Kata-kata bijak tentang doa, sumber kekuatan dan menyentuh hati 50 Kata-kata lucu buat pacar, bisa bikin hubungan makin harmonis 40 Kata-kata bijak introspeksi diri dalam hubungan, bikin hati peka 40 Kata-kata mutiara tentang mengalah, bijak dan penuh arti 40 Kata-kata bijak kesederhanaan hidup, penuh makna
Kitakerja keras sbagai kuli atau buruh pabrik tak perlu mallu dan gengsi jika . Mau ngajak balikan juga gengsi dan takut 15 mei . Jika begitu, coba tengok 13 meme kocak ini yang pasti pernah dirasakan kamu . Meme kerja keras anti gengsi. Meme Kerja Keras Anti Gengsi Kiye Blog Meme from www.zenius.net
ShouldYou Trade Market Cycle Systems? | Trading Forex You might have heard that this is a great year to buy American stocks, because this is a Presidential election year. Saya lihat banyak kok perempuan yang jadi ojek online. Hidup di Jakarta Enggak bisa gengsi. Harus kerja keras,' kata Nuraini. 0osUbbJ.